Saturday, December 29, 2012

Such Guy..


“I love everything about her and I’m not a guy who says that lightly. I’m the guy who faked his love his entire life. I thought love was just something idiots felt.
But this woman has a hold on my heart that I could not break if I wanted to. And there have been times that I wanted to. It has been overwhelming and humbling and even painful, at times, but I could never stop loving her than I could stop breathing.
I am hopelessly, irretrievably in love with her. More than she knows.”
-Barney Stinson on Robin Scherbatsky (How I Met Your Mother)-
....is hard to get yet worth the wait

Success Is..


There are some things success is not. It's
NOT fame. It's NOT money or power. Success is waking up in the morning so EXCITED about what you have to do that you literally fly out the door. It's getting to work with PEOPLE YOU LOVE. Success is CONNECTING with the world and making people FEEL. It's finding a way to bind together people who have nothing in common but a DREAM. It's falling asleep at night knowing you DID THE BEST job you could. Success is JOY and FREEDOM and FRIENDSHIP. And success is LOVE. 

- FAME, the movie - 

Thursday, December 20, 2012

Perjalanan Ke Banda Naira di timur Indonesia (Bag. 2)


Setelah sekian lama tertunda marilah kita lanjutkan cerita perjalanan ke Banda Naira Bagian ke 2... :D

Selamat pagi dari Ambon!! Hari ini (Rabu, 24 Agustus 2012) kami akan menuju ke Banda Naira dengan menggunakan pesawat perintis CASA 212 dari Nusantara Buana Airlines (NBA).

Kami bangun jam 6 pagi waktu Ambon, karena flight dengan Nusantara Buana Airlines adalah pukul 8 pagi. Setelah mandi dan bersiap-siap kami menenteng semua barang bawaan dari hotel menuju bandara, berhubung jarak dari hotel transit yang kami tempati dengan bandara tidak begitu jauh, hanya sekitar 150 meter saja. 

Oia, untuk semalamnya hotel transit ini men-charge harga sebesar Rp 130.000,00. Kamar ada yang menggunakan AC ada yang tidak menggunakan AC, yang tidak menggunakan AC tentunya harganya lebih murah. Namun, jangan dibayangkan bahwa hotel transit ini seperti hotel berbintang ya, bentuknya lebih menyerupai rumah kos-kosan dengan kamar-kamar sederhana tapi juga dengan kamar mandi di dalam.

Kami tiba di bandara sekitar pukul 7 pagi, namun hingga pukul setengah 8, check-in counter NBA masih belum dibuka juga (yeah yeah, talking about Indonesian time *rolling eyes*). Begitu counter dibuka kami langsung check-in, drop bagasi dan langsung menuju ruang tunggu. Airport tax untuk Bandara Pattimura lebih murah dibandingkan Airport tax di Bandara Soetta, yaitu hanya Rp 30.000,00 per orang namun baru sekali ini gue menemukan ada bandara yang juga menagih uang retribusi untuk bandara, memang sih jumlahnya hanya sebesar Rp 3000,00 per orang tapi selama ini belum pernah gue dipungut biaya retribusi untuk bandara hehehe, tapi ngga tau juga ya kalo bandara-bandara di daerah lain selain Jakarta, Bali dan Surabaya memang seperti itu.

Pas nunggu jemputan mobil bandara yang bakal membawa tamu ke pesawat, gue ngobrol sama satu keluarga bule asal Manhattan, New York. Bokapnya adalah seorang historian yang mempelajari relics dan budaya. Mereka berencana untuk menghabiskan beberapa hari di Banda Naira, bareng sama anak mereka yang masih berusia 10 tahun, namanya David. Waktu melihat pesawat perintis yang kita tumpangi, komentar David cuma, “it looks like a remote control plane, so small..” dan emang sih, pesawat perintis bukan tipe pesawat besar, penumpang yang bisa diangkut pun terbatas, mungkin hanya sekitar dua belas orang sekali jalan dengan kapasitas bagasi yang juga tidak bisa terlalu berat.

Pengalaman pertama naik pesawat perintis, deg-degan juga sih cuy! Kehembus angin dikit goyangnya aduhai, akhirnya daripada gue stress, gue memilih buat tidur aja deh (sekalian nebus waktu tidur gara-gara bangun pagi, hehehe).

Perjalanan dari Ambon ke Banda Naira memakan waktu sekitar 1 jam dan gue terbangun pas pesawat mau mendarat dan SERIUS ya itu waktu yang SALAH banget buat bangun...karena pas mau mendarat itu pesawat bermanuver canggih sampe ngepottttttt...bikin jantungan...asli ya dari setengah melek sampe ilang itu ngantuk.

Bersyukur banget deh gw pas pesawat mendarat dengan aman dan sejahtera...hampir cium tanah sih rasanya (okay, lebay kezia...lebay).

Kita mendarat di Pulau Banda Naira, yang merupakan pusat administratif pemerintahan di Kepulauan Banda dan satu-satunya tempat yang memiliki lapangan udara. Jadi gini...Kepulauan Banda terdiri dari Pulau Banda Naira, Banda Besar, Banda Api (terdapat gunung api aktif), Hatta, Pisang / Syahrir, Run dan Ai. Pulau-pulau ini merupakan pulau-pulau yang berpenduduk dan cukup besar, sementara itu masih ada beberapa pulau lain yang terletak di Kepulauan Banda seperti Pulau Manukang, Nailaka dan Karaka yang merupakan pulau kecil yang tidak berpenduduk. Dan umumnya, para penduduk menggunakan alat transportasi perahu untuk bepergian dari satu pulau ke pulau yang lainnya. Lucunya, setelah bertemu dengan beberapa orang asli Banda, mereka malah tidak berani snorkeling di sekitar perairan Banda, jangankan diving, snorkeling aja bikin grogi...katanya serem ngeliat air yang warnanya gelap...hahaha :)

Sama seperti bandara di pulau-pulau kecil lainnya, counter bagasinya cuma seadanya...hanya berbentuk loket sederhana dimana kemudian barang-barang akan dikumpulkan disana dan dikeluarkan satu persatu dari loket tersebut, bagi pemilik barang, silahkan mengambil barang miliknya masing-masing. Kalo masih ketuker juga sih...kelewatan namanya :D

Dari semua temen perjalanan kali ini, mungkin cuma gue yang travel light, alias cuma bawa backpack sama satu mesh bag kecil buat nyimpen fin, snorkel dan masker. Sementara yang lain rempong bawa gear lengkap dan bahkan temen gw dari Dive ID kudu bawa satu pelican hardcase buat nyimpen housing underwater plus tas kameranya belom lagi gear lainnya. Rempong dah pokoknya. Ya secara gw juga belom punya gear sendiri, karena emang diving juga ngga tiap bulan dan tiap minggu jadi masih bisa lah nyewa alat di Dive Center lokal (padahal sih emang ga mau susah aja guenya XD).

Kami dijemput oleh Mareike dan Abba, Mareike adalah Dive Guide dari Blue Motion, salah satu Dive Center lokal di Banda Naira dan Abba adalah pemilik guest house Mutiara tempat kami akan tinggal selama di Banda Naira. Perjalanan dari Bandara ke guest house kami cukup singkat, paling hanya memakan waktu sekitar 10 menit naik mobil. Tidak banyak mobil di Neira, karena sebagian besar penduduk berpergian dengan jalan kaki atau naik motor.

Kami tiba di Banda Naira sekitar pukul setengah 10 dan langsung dijamu dengan sarapan berupa pancake dengan taburan bubuk kayu manis dan selai pala ala Banda Naira. Rasanya ngga ada duanya pokoknya! Selai Pala adalah produk lokal Banda Naira, karena tentunya Kepulauan Banda terkenal sebagai penghasil rempah-rempah terbesar di Indonesia sejak jaman dahulu dan konon, di daerah inilah Belanda pertama kali menjejakkan kaki di Indonesia. Rasa Selai Pala yang asam sedikit manis dan sepat merupakan kombinasi unik yang pas dimakan dengan pancake dengan taburan kayu manis, pancake yang disajikan juga cukup tebal sampai ngga ada satupun dari kami yang bisa menghabiskan pancake tersebut. Selesai makan pancake, kami disuguhi jus pisang dan pepaya yang dibuat langsung...hmmm, MANTAP! - sampai sekarang, gue masih kangen bener sama jus itu!

Kami janjian untuk check dive jam satu siang, sementara masih ada waktu, kami memutuskan untuk mengisi waktu luang dengan melakukan kegiatan masing-masing. Seorang teman memilih untuk beristirahat di kamar, seorang lagi memilih untuk muter-muter di daerah sekitar penginapan sementara gue dan dua teman lain memutuskan untuk menjelajah Fort Belgica, salah satu benteng peninggalan Belanda yang ada di Neira. Pada saat kami tiba disana, benteng tidak bisa dimasuki sampai ke dalamnya karena penjaga benteng sedang sholat. Karena itu akhirnya kami memutuskan untuk foto-foto di sekitar benteng sambil bernarsis-narsis ria, setelah puas, kami kembali lagi ke Mutiara untuk menunggu waktu check dive sambil beristirahat di kamar masing-masing, menyiapkan gear dan menyiapkan hati :D

Pengalaman apa aja yang kami dapatkan selama diving disana? Ikutin cerita selanjutnya di Perjalanan Ke Banda Naira di Timur Indonesia (Bag.3). Ihiiiy!

Tuesday, December 11, 2012

when you are prepared, be brave!


“When you are prepared, don’t be afraid to fall. You might see things you never seen before.” 
Pascal Lasmana.

Kutipan tersebut gue temukan pada foto seorang diver yang menggambarkan saat dia melakukan back roll dari kapal untuk menyelam. Analogi yang bagus ditunjukkan oleh foto itu dan mendukung kutipan yang dia tulis.

Sebagai diver, ketika kita sudah mengenakan semua diving gear kita, maka kita akan siap untuk terjun ke dalam laut dan bertemu dengan semua keindahan di dalamnya, terkadang kita bahkan akan bertemu dengan hal-hal yang tak pernah kita duga sebelumnya. Hal ini sama seperti hidup, dalam hidup, ketika persiapan kita bertemu dengan kesempatan dan kita berani untuk mengambilnya, maka kita akan bertemu dengan banyak hal yang mungkin akan baru pertama kita temui atau alami.

Gue adalah tipe orang yang suka mencoba hal-hal baru dan bila gue merasa bosan gue akan mencari hal-hal menyenangkan untuk dilakukan daripada mati gaya :D – dan biasanya hal-hal yang gue lakukan cenderung spontan dan singkatnya, suka ngga pake dipikirin panjang-panjang soalnya kalo tipe pemikir kayak gue kalo dibiarin mikir kelamaan ujung-ujungnya malah ngga jadi :D

Seperti pada beberapa post sebelumnya, gue sedang cinta-cintanya sama dunia bawah air yang membawa gue sampai ke laut Banda untuk menyelam. Menyelam itu bikin ketagihan karena buat gue menyelam itu membawa kedamaian tersendiri, there’s a silent solitude underwater..you hear nothing but the sound of your own bubbles and your eyes are spoiled by the beauty of the underwater creatures and view.

Dua bulan setelah pulang dari Banda, rasanya mulai sakau diving, ngga puas cuma latihan di kolam renang senayan plus dikomporin sama temen kantor yang ternyata diver juga dan baru aja pulang dari Weh (sempet ngajakin juga sih doi tapi kebetulan pas ada deadline, jadi ngga bisa skip), gue udah mulai gatel-gatel dan mulai clingukan nyari kesempatan buat nyilem di laut mana lah...pokoknya yang penting nyilem.

Ibarat gayung bersambut, setelah ‘rewel’ di-twitter, seorang temen nge-whatsapp dan ngajakin nyilem bareng pas long weekend kemarin – jadi ceritanya temen gue diajakin sama temennya yang kerja di Pemrov DKI untuk nyilem di kawasan kep. Seribu dengan base di Pulau Pramuka dan cuma bayar 450 ribu udah plus makan, tempat tinggal, kapal, tangki dan dipinjemin gear pula. BAHAGYAAAAA kaaaaaan! :D

Setelah mengiyakan tawaran temen gue itu, gue sempet galau karena pas seminggu itu gue lagi ‘dapet’ dan hujan lagi heboh. Gue kepikiran ga asik banget kalo ternyata pas hari Jumat gue masih ‘dapet’ mah sama aja karena gue ngga mungkin juga nyilem dalam kondisi gitu, kedua, kalo hujan masih heboh, juga rada males nyilem ditengah guyuran ujan dan kondisi laut yang umumnya ngga cihuy kalo pas penghujan dan ketiga, ini pertama kalinya gue nyilem sama orang lain yang bener-bener baru gue kenal (selain temen gue yang ngajakin ya) sempet ragu banget awalnya. Maklum, di penyelaman awal, gue masih open water student yang pastinyaaa masih ‘disayang’ sama si koko instruktur, alias masih diurusin ini itunya, masih diawasin dan masih dikasih tau ini itunya. Di penyelaman kedua gue waktu di Banda juga, gue masih dijagain banget sama Dive Guide-nya begitu dia tau itu penyelaman kedua gue setelah ambil sertifikasi. Singkat kata, gue semacam diver yang selalu dimanjain sama semuanya...dan somehow, it scares the shit off me to face the real world alone...okay, yang barusan ini emang lebay. Akhirnya setelah berargumen dengan segala macam alasan yang gue buat sendiri, gw memutuskan untuk berangkat karena sakau diving sudah semakin akut dan Puji Tuhan, gw juga dah berenti 'dapet'

Di hari Jumat yang cerah itu tibalah gue di kawasan muara angke,  meskipun waktu janjian cukup agak ngaret dimana kita janjian jam 6 di pelabuhan kali adem, muara angke dan berakhir gue keliling-keliling seputaran Pluit buat nyari makan pagi karena temen gue dan rombongan lainnya baru nyampe sekitar setengah 8-an karena ternyata mereka masih nungguin anggota rombongan lain yang terlambat. Rencana awal kita mau naik kapal cepat Lumba-Lumba tapi karena kesiangan akhirnya kita kudu naik kapal kayu dan berkenalan lah gue dengan orang-orang yang akan menyelam bersama gue untuk dua hari ke depan. Temen-temen dari Pemrov DKI ini adalah rekan-rekan dari Satpol PP dari berbagai bagian, mereka ada 6 orang, ditambah gue dan temen gue jadi total kita adalah 8 orang. Temen-temen dari Pemrov DKI ini punya komunitas namanya Jakarta Diving Club atau JDC dan mereka dibentuk sebagai bagian dari pasukan rescue. Dan setelah menghabiskan waktu selama 3 hari 2 malam bareng mereka, sumpahh yaaa ternyata mereka rusuh dan seru banget..rasanya mulut sampe kaku gara-gara ngakak mulu.

Kita sampe di Pulau Pramuka sekitar jam 11 siang, begitu sampai kita langsung makan siang dan ngambil weight belt plus tangki di Pulau Karya base-nya Satpol PP di kawasan Kep. Seribu sementara BCD dan Regulator udah dapet pinjeman dari temen-temen Satpol PP Jakarta. Ihiiiy!

Sekitar jam 3 sore, kita nyemplung deh, lokasi awalnya di pantai timur Pulau Pramuka jadi kita mulai dengan beach entry *nyengir* lantas nyilem sampai kedalaman 25m selama sekitar 30 menitan. Pas nyemplung rasanyaaaaa “MAK NYESSSS” bangetttt meskipun visibility agak kurang menggairahkan karena kebetulan udah lumayan sore dan matahari pun lagi malu-malu keluarnya sedikit menyesal bahwa gue tidak bawa senter, hiks! – penyelaman kedua dan ketiga dilakukan esok harinya dengan tambahan personil lagi, pokoknya rusuh berat semuanya...gokil-gokil parahhh dan narsis semua, korbannya adalah temen gue yang ngajakin gue, karena doi bawa kamera alhasil semua narsis minta difoto sementara dia...ngga ada fotonya *pukpuk*

Penyelaman kali ini bener-bener membuat gue banyak belajar, pastinya gue berencana buat beli dive comp karena jujur selama diving kemaren ngga ada satupun yang pake dive comp dan semuanya pake kira-kira manual. JENG! JENG! ~ untung masih inget RDP tabel sama modal jam tangan waterproof untuk measure waktu dan kedalaman. Thank God, buddy gue sekaligus temen yang ngajakin gue adalah orang yang punya standard yang sama, jadi kita saling kerjasama buat ngingetin satu sama lain, kapan harus safety stop dan berapa lama. Mungkin selama penyelaman gue bisa rely sama temen-temen yang lain karena mereka udah terbiasa, so they might know better, tapi kalo di lain waktu, rasanya memang dive comp itu sangat PENTING.
Kedua, gue pastinya butuh wetsuit full body, karena selama ini setelah gue nyilem pasti ada aja luka-luka dadakan karena kena hydra, disenget ubur-ubur dan lainnya dan paling parah adalah di diver terakhir baju renang gue robek cadas di bagian sampingnya, gue bahkan ga tau kenapa *tepok jidat* - untung gue biasanya pake skin suit lagi kalo ngga...ikan duyung juga kalah seksi sama gue *nyengir*

Dan selama disana, apa yang tadinya bikin gue sempet ragu sama sekali ngga terbukti. Temen-temen baru yang gue temui selama 3 hari 2 malam bener-bener ngejagain gue, baik di darat maupun di laut. Gue merasa diberkati banget dengan adanya mereka dan pastinya sekali lagi, gue merasa dimanjain sama mereka, memang gue ini diver mandjaaaa... :’) *dikeplak fin berjamaah* -- intinya, i’m so thankful that God always put good people around me to take care of me and that my doubts are sometimes just an illusion.

Seandainya aja, gue memutuskan untuk ngga pergi, maka gue akan kehilangan kesempatan buat bertemu dan berkenalan dengan teman-teman yang baru, gue akan kehilangan kesempatan buat berpetualang naik kapal kayu dan naik mobil satpol pp (berasa kayak abis kena razia dan diliatin sama semua orang) dan tentunya kehilangan satu kesempatan buat nyilem.

LIFE is pretty much the same, our choice will affect the course of our lives and sometimes, when we know that we’re ready all we need to do is BRAVELY take the chance and opportunity that come to pass, because sometimes, it doesn’t come back twice. No one knows the future but sometimes you need to let yourself fall into something before you will then know if that something is for you or not. Sometimes it will feel scary but if you believe in yourself and have faith in you, you will find beautiful things come along your way :)

Monday, November 26, 2012

He has done all things...WELL.


He has done all things well.” – Mark 7:37
There will be days in our lives that seem to be difficult to get through. The hardships that sometimes make us feel so desperate and hard to bear. I’m in one of those days.
I’m not saying that I don’t have a blessed life, I AM BLESSED. I am blessed in many ways possible and I can’t be thankful enough to God. However, there’s still one area in my life that I’m still struggling about. This particular area has also been my weakness and it’s been hit so hard for the past few years. When it gets tough on this particular area, it’s very hard to keep trusting in Him, to believe that He could get me through one day. This particular area has also been the reason of my upside down relationship with God. It’s like my spiritual pit and my desert.
It feels like I’ve been wandering around this area for years and STILL haven’t really get over it. I don’t know when would I finally get through it and sometimes the situation can be very depressing and tiring for me. But then, this verse came to me, “He has done all things well.” – Mark 7:37
God has done all things well, then why should I worry of how everything would turn out to be? God has done all things well, then why should I fear of my future? God has done all things well, it means it’s not something to BE done but it’s something that HAS ALREADY done and it is done WELL. That’s an assurance that no matter what I’m facing right now, I should not worry because I know that everything will turn out WELL and that’s how the course of my faith should be.

Tuesday, November 20, 2012

2011198.. | 20112012

I'm grateful Lord...

Grateful for your faithfulness throughout the years of my life, grateful for your never ending love, your favour, mercy and kindness. 

Grateful for my parents, the treasure that you have given me since the beginning of my days, grateful for my brother, the loved one that you have give me to make me learn how to be responsible and be wiser. 

Grateful for my family, although they are not perfect but they are perfect for me. Thank you that through our ups and downs, you are always there with us and holding us together all the time. I'm grateful that from this family, I learn how to love, how to forgive, how to be stronger and foremostly, how to always always count my blessings even when hard times come.

Grateful for my best friends, a few that worth to be called that way because they are the ones that last through the seasons and the ones that would always stick around no matter what. the ones that i laugh and cry with, the ones who are bold enough to tell me the truth in the face no matter how hard it is and the one who always encourage me to believe in myself. those who have seen the worst in me and stay nevertheless ;D

Grateful for my friends, everyone whom you led into my life. the communities that surrounds me with love, support and encouragement. the people that taught me a lot of things about you, life, work and family life. everyone who had once break me, disappoint me and hate me, those who did bad things to me - i'm grateful for they made me stronger and helped me learn about forgiveness. everyone who crossed path with me in a very unexpecting ways and stayed for a while or for a little longer - i'm grateful for them, they have taught me that sometimes it doesn't take years to leave your footprints in one's lives that one day when they looked back in the days they could smile at the memories.

Grateful for every opportunity that comes and goes, for every chances given, for everything that has challenged my comfort zone and pushed me over what I thought as a limit but it turned out that it wasn't my limit. thank you for being my inspiration in everything that I do and thank you for giving me a chance to always...always prove to myself that I can actually do it if I really set my course to it. thank you.

Grateful for every talent that you've given me and for the chance to make use of it for greater good. thank you for investing in me and having the faith in me that i can have my talents and use it for your glory. I am grateful for the passion, the dreams, the fire and the heart that you've given me. The things that have shaped me to become who I am right now. 

I am grateful for everything that I have, for the job, for the loving communities, for the friends, for every single thing that I have...I am completely grateful. I am also grateful that I have the chance to know love, to fall in love and to feel hurt by love and through all that, I am grateful that I can still love afterwards. 

Take care of my life until the end of my days, I trust you my heart and the future plans of my life. Guide my path and hold my hand as I walk step by step closer to your plans for me. Love you, Jesus...and I am grateful to have known you and to have you in my life.

Sunday, November 04, 2012

Sebuah Tepukan Di Bahu.

Seringkali kita melupakan hal-hal yang sederhana dan berpikir rumit. Terlalu rumit sehingga kita meremehkan kekuatan dari hal-hal yang sederhana itu. Contohnya sebuah tepukan di bahu, hal yang tampak sederhana ini mungkin tampak tidak signifikan, namun mampu membawa dampak yang luar biasa terhadap hidup seseorang. 

Beberapa saat yang lalu saya mendengarkan sharing dari seorang pembicara di sebuah acara retreat anak-anak muda. Suatu hari, sang pembicara hendak pulang dari gereja, namun dia mengamati seorang gadis pengerja gereja sedang sibuk membereskan kursi. Tergerak oleh kesungguhan dari gadis itu, sang pembicara lalu menegurnya dan menyuruh dia untuk segera pulang karena hari sudah mulai larut terlebih karena dia adalah seorang perempuan, akan sangat mencemaskan jika dia pulang terlalu larut lalu ia menepuk bahu gadis itu sebagai tanda apresiasi atas pekerjaan yang dia lakukan. Tak lama setelah itu sang pembicara pun pulang tanpa mengetahui bahwa gadis itu terduduk dan terisak hingga orang lain yang masih berada di dalam gereja itu menemukannya dan bertanya ada apa. Setelah ditanya, gadis itu menangis karena dia merasa sangat terharu atas perhatian yang diberikan sang pembicara dan dia berkata bahwa sudah lama dia tidak diperhatikan sebaik itu. Sang pembicara mendengarkan kisah itu sehari setelahnya dan dia terhenyak, tidak menyangka bahwa sebuah tepukan di bahu mampu menyentuh hati seseorang.

Mungkin kita berkata, "ahh, lebay banget deh, cuma tepukan di bahu ajaaa sampai nangis-nangis segala.." well, mungkin kita sudah lupa bahwa seringkali di saat kita sedang mengalami masa-masa yang sulit, perhatian kecil dari seseorang akan terasa sangat berarti. Ingatlah sejenak, hal-hal kecil yang orang lain lakukan untuk kita ketika kita sedang merasa sedih atau lelah yang membuat kita tersenyum. Jika ada seseorang yang melakukan hal kecil tersebut dan membuat kita tersenyum, bukankah kita juga mampu melakukan hal yang sama kepada orang lain dan membuat mereka tersenyum juga?

Beberapa hari yang lalu, saya menemukan sebungkus snack di atas meja kerja saya yang menurut teman saya diberikan oleh seorang teman yang lain. Tak lama, teman saya memberikan snack itu menelepon saya dan berkata bahwa dia memberikan snack itu kepada saya sebagai rasa terimakasih karena saya selalu membagi makanan / snack untuknya. Itu adalah hal yang sederhana namun hal itu sangat berkesan di hati saya, karena hari itu saya sedang merasa tidak bergairah untuk masuk kantor. 

Saya masih ingat hal sederhana lain yang dilakukan teman kantor saya, dia adalah seorang perokok. Suatu waktu saat kami sedang menghabiskan waktu istirahat siang bersama dengan teman-teman yang lain, ketika dia sedang merokok, dia berusaha agar asap rokoknya tidak sampai mengenai saya. Sesuatu yang sangat sederhana namun berarti, terlebih karena saya sebenarnya tidak terlalu menyukai bau asap rokok. Saya tidak pernah mengutarakan keberatan karena dia merokok namun sikap sederhana yang dia tunjukkan membuat saya merasa dihargai. 

Hal-hal sederhana seperti sebuah potongan gambar pada koran yang ditempelkan atasan saya di cubicle saya yang memuat foto saya dan salah seorang rekan kantor yang sedang berdongeng kepada anak-anak kecil sebagai tanda apresiasinya, dukungan dari salah seorang abang saya yang percaya pada passion saya di dunia fotografi dengan kata-katanya "pokoknya lo yang harus jadi wedding photographer gw nanti...", hal-hal lucu yang disampaikan oleh salah seorang sahabat saya saat saya sedang sedih sehingga saya merasa lebih baik dan banyak hal kecil lain yang bagi saya sangat menyentuh hati saya. 

Kita tidak perlu berpikir untuk melakukan hal-hal yang besar barulah kita bisa memberikan dampak bagi orang lain. Senyuman kita, perhatian kita dan waktu kita adalah hal-hal sederhana yang bisa kita berikan kepada orang lain yang mungkin akan membuat hari mereka terasa lebih ringan dan terasa lebih baik. 

Saya masih ingat ketika seorang petugas antrian taksi dimana saya sering mengantri taksi untuk pulang tiba-tiba berlari membukakan pintu taksi untuk saya dan berkata dengan senyum sumringah, "hati-hati di jalan ya mbak..." - sesuatu yang tidak pernah saya dengar dia katakan kepada penumpang-penumpang lain sebelum saya dan penumpang-penumpang lain di hari-hari sebelumnya selama ini. Saya tersenyum, mungkin itu karena saya sering tersenyum kepadanya dan sesekali menanyakan kabarnya, bahkan mengingatnya saat dia berganti shift. Suatu hal yang biasa saya lakukan karena kebetulan saya memang suka mengamati orang lain, namun tampaknya hal itulah yang menyentuh hatinya. 

Saya bukan tipe orang yang mudah akrab dengan orang lain, tidak seperti sahabat saya ataupun teman kantor saya yang begitu mudah akrab dengan orang lain dengan pembawaannya yang ceria. Namun, dengan apa yang saya bisa lakukan saya ingin selalu mampu menyentuh hidup orang lain, entah menguatkan mereka atau membuat hidup mereka terasa lebih hidup dengan hal-hal sederhana yang mampu saya lakukan dan saya percaya kita semua mampu melakukannya.

Hal sederhana seperti sebuah senyum, pujian singkat dan tepukan di bahu dapat menguatkan seseorang yang sedang menghadapi masalah yang terasa sangat berat. Ketika kita merasa lelah dengan hidup kita sendiri, cobalah untuk tidak terlalu larut dalam kelelahan itu dan milikilah waktu untuk tetap tersenyum pada orang lain atau membantu orang lain dan kita akan terkejut ketika kita melakukan hal itu kita merasakan ada kekuatan tambahan dalam diri kita dan kita akan merasa lebih baik.

Sebagai penutup post ini, saya ingin menuliskan sebuah kutipan dari Plato yang berkata, "Be kind, for everyone you meet is fighting a hard battle." 

hujan.

ada sesuatu antara aku dan hujan
ketika setiap tetesannya jatuh dari langit
ada perasaan hangat yang lantas timbul di hati
bau tanah basah yang segar
dan angin sejuk yang menenangkan

dalam tetesannya aku pernah menangis
tertawa, mengingat dan berpikir
dalam tetesannya aku menikmati kesunyian
dengan secangkir teh dan sebuah buku
dalam tetesannya aku dibuai dalam tidur
dipeluk oleh hangatnya selimutku

hujan pernah menjadi saksi saat aku menangis
menangisi cinta yang menyakitiku
menusukku dan meninggalkanku dalam kebingungan
dalam tetesannya dia menghiburku
seakan bersamaku dia meneteskan air mata
beriringan bersamaku, seakan mengerti apa yang aku rasakan

hujan pernah menjadi saksi saat aku tertawa
di bawah payung-payung hijau sebuah kedai kopi
berbagi waktu dengan seseorang yang kukagumi diam-diam
tetesan airnya yang turun perlahan tidak deras namun konstan
seakan memperangkap kami dalam sebuah waktu
memberikan kesempatan untuk bersamanya sedikit lebih lama

hujan pernah menjadi saksi saat aku merenung
menuliskan kata-kata dalam lembaran kosong buku harianku
yang menjadi catatan refleksi hidupku
setiap memori yang kuingat bersama tetesan airnya
kutuliskan dengan rapi, kutuliskan dengan penuh harapan
dalam setiap hurufnya terucap doa untuk menjadi manusia yang lebih baik

hujan pernah menjadi saksi saat aku berkreasi
menarikan pensilku di atas kertas gambar
mendengarkan denting senar gitar dan lagu sederhana yang kubuat
berirama bersama setiap huruf yang kuketik pada cerita yang kutulis
berbisik lembut menghantarkan setiap ide ke dalam kepalaku
yang kemudian mewujud menjadi sebuah karya

aku dan hujan, kami memiliki sesuatu
kedekatan yang hanya kami yang mengerti
aku dan hujan, dia memahami jiwaku
seperti obat yang menyembuhkan luka 
dia selalu datang membawa ketenangan

Monday, October 22, 2012

Olahraga Hati.


Demi mendukung hidup sehat dan menjaga kewarasan, gue dan seorang teman sempet janjian buat lari-lari cantik di GBK hari rabu dan kamis lalu yang berujung jalan-jalan cantik karena emang gue bukan tipe orang yang demen lari, paling pol juga lari-lari dari kenyataan  *nyengir* - tapi demi kesehatan dijalanilah kegiatan itu.

Olahraga dilakukan untuk membuat badan lebih sehat karena dengan olahraga otot-otot tubuh menjadi lebih kuat, proses metabolisme tubuh menjadi lebih cepat untuk membakar lemak demikian juga dengan proses regenerasi sel dalam tubuh. Selain itu olahraga akan membantu otak mengeluarkan hormon endorfin yang dapat membantu mengurangi stress.

Alkisah dulu gue pernah ikutan fitness dan menggunakan jasa personal trainer (PT). Alhasil setelah latihan pertama, badan gue rasanya remuk redam dan rasanya lemah banget karena tepar maksimal setelah dikasih sesi awal sama si mas PT. Rasanya pengen nyerah dan pengen marah-marah setiap kali di-push sama si mas PT, tapi karena dorongan dan dukungan dari si mas PT yang kalo senyum manis banget maka berhasil lah gue menyelesaikan setiap sesi bareng doi dengan badan basah kuyup karena keringat dan lemas, ehem. Tiga minggu pertama adalah neraka buat gue, dimana koyo akan bertebaran di sekujur tubuh setiap abis latihan, tapi melewati tiga minggu, badan gue mulai terbiasa, sesi-sesi yang tadinya sulit dilakukan sekarang ringan banget dilakukan and now I could WIDELY SMILE while doing the exercises.

Jadi, otot tubuh kita harus dilatih untuk menjadi lebih kuat dan untuk menjadikannya kuat,
kita memberikan beban tertentu terhadap otot tubuh kita yang ingin dilatih. Untuk menjadikan otot kita lebih kuat, kita harus memberikan beban lebih daripada yang normalnya kita biasa hadapi. Misalnya, untuk menjadikan kaki kita lebih kuat, kita harus berlari lebih jauh atau lebih cepat daripada yang biasa kita lakukan, untuk menjadikan otot lengan kita lebih kuat, kita harus mengangkat beban lebih berat daripada yang biasa kita angkat, dan lain sebagainya.

Demikian juga dengan otot hati kita #eaaa *nyengir* - seperti kata lagu Carly Rae Jepsen : Your Heart Is A Muscle :D – banyak hal yang terjadi di dalam hidup kita bakal melatih
otot hati kita. Contohnya adalah dengan adanya orang-orang yang menjadi "cobaan" di dalam hidup kita atau bahkan situasi dan keadaan yang membuat hati kita rasanya kayak naik roller coaster. Menghadapi sesuatu yang bikin rusuh hati biasanya membuat kita cenderung emosional, panik dan berakhir dengan luka-luka. Dalam keadaan seperti itu, kita bisa memutuskan untuk "memanjakan" luka-luka hati kita dengan membawanya terus dan terus dan terus atau memutuskan untuk tidak membiarkan luka itu tidak menjadi halangan dan berjalan maju hingga lama-kelamaan waktu yang akan menyembuhkan luka-luka itu. 

Ketika kita menghadapi suatu situasi yang membuat hati kita umumnya kaget, kecewa dan akhirnya luka, biasanya kita secara otomatis akan membangun sebuah defense mechanism yang akan membuat kita cenderung melindungi hati kita agar tidak terluka lagi. Beberapa orang yang gue tau (bahkan gue sendiri) cenderung untuk menjadi "dingin" dan menjaga jarak dengan orang lain, beberapa cenderung berusaha untuk melakukan hal-hal lain agar membuat orang yang telah menyakiti mereka merasakan apa yang mereka rasakan, beberapa memilih melepaskan pengampunan, mengambil pelajaran dan bergerak maju. 

Segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, semua orang yang kita temui membuat hati kita menjadi lebih kuat ketika kita tidak memberikan reaksi yang salah. Sama seperti otot yang dilatih dengan beban tertentu untuk menjadi lebih kuat, hati yang dilatih dengan beban hidup juga akan menjadi lebih kuat. Jika kita terlalu melindungi otot kita, alias ketika selesai olahraga otot kita menjadi tegang dan sedikit sakit lantas hal itu membuat kita berhenti berolahraga karena rasa tidak nyaman yang kita rasakan, maka pastilah otot tubuh kita tidak akan menjadi lebih kuat. Namun, sebaliknya jika kita terlalu memaksa otot kita untuk terus bekerja di luar batas kemampuannya ada kemungkinan juga kita bisa mengalami cidera otot. Yang pas adalah tidak menghindari beban, namun terus berlatih dan memberikan otot kita waktu untuk istirahat sebelum memulai latihan yang baru lagi dan terus demikian sampai otot kita menjadi lebih kuat :)

Demikian juga dengan hati, kapasitas hati kita diperbesar melalui proses yang kita alami dalam hidup, melalui proses kekecewaan yang kita hadapi, dan jika memiliki reaksi yang salah maka hati kita tidak akan pernah menjadi kuat. Jika kita memilih untuk kepahitan maka hati kita tidak akan pernah bisa menjadi besar karena kita terus memilih untuk tinggal dalam kepahitan kita, merasa takut untuk disakiti dan takut untuk membagikan kasih karena kita terlampau takut untuk dikecewakan, akhirnya kondisi hati kita akan semakin lama semakin ciut dan kita akan terus hidup dalam kungkungan kecurigaan. Sementara apabila kita mengalami suatu hal lalu kita memilih untuk mengabaikannya dan tidak mengambil pelajaran dari kejadian yang kita alami sebelumnya maka hati kita akan semakin lama semakin terluka dan tanpa kita sadari hati kita menjadi tidak mampu lagi merasakan. Yang pas adalah ketika kita dihadapkan pada persoalan dan pada pribadi yang sulit, hati kita dilatih dengan mengucapkan syukur dan fokus pada hal-hal yang positif, hati kita dilatih untuk mengampuni dan hati kita juga dijaga dengan cara belajar dari kejadian yang kita alami sebelumnya. We give our heart a break from all the bitterness and fear. Dan pelan-pelan kita akan menemui bahwa hati kita menjadi lebih kuat dan mampu membagikan kasih kepada orang lain lebih daripada sebelumnya.

Your heart is a muscle for sure and yes, you can choose to make it stronger each time :D


Monday, October 15, 2012

The Irony of Men.

for the last few days I've been watching, wondering and amazed at the fact of how ironic humans can be and how their life can be such a contradictions. some of the things that i found make me loathe several people (i just can't help it) and when i reflect back on myself i loathe myself for the same reason as well. 

humans in their nature i found, like to be self-righteous in many ways. we often think highly of ourselves that we think other people should follow our certain set of values or else they would not be fit to be in our life and sadly, even us, ourselves often fail to follow the values. it's the contradiction that easily found in our daily life, we hate the people doing to us the things that we love to do to other people either consciously or unconsciously.

for example, people told me that they hate to be taken granted and to be used by other people, but then they take granted and used other people for their own benefit at some point. people told me that they hate people who lie at them and in the same time, they often lie to other people as well. don't worry, i did that too. sometimes i end up doing something that i don't like other people do to me. that's the irony. we do things that we don't like from other people

the contradictions of some people in their life never ceased to amaze me, for example, someone talked to me about his friend (which is also my friend) in a way that i found as very low. he said that no one would ever want to be friend with this guy if we're not his friends. OKAY such a high thought on yourself, honey. the thing is, if he doesn't want to be friends with this guy he doesn't have to, no one pushes him to be friends with this guy and if he finds that this guy is annoying then why should he stay? no one asked him too and secondly, this guy often treat his friends including this particular friend who talked behind his back and this particular friend who talked behind his back never seem to object when this guy paid things for him, he never seemed trying to even pay back or did the same thing to this guy. you talked about someone behind their back, complaining because they are your friend and STILL sticking around having all the benefits of being their friend. that is SO LOW.

humans drag the drama onto themselves. that's for sure. the example above is one thing. we linger on people we hate just to gain benefit from them and then talking about them behind their back, complaining as if they complicate our lives and make a drama out of it. rather than trying to solve it in a conversation we choose to complicate things by assuming and by thinking that we're to tired to even say what's on our mind because everything has taken up all of our energy. YEAH. in fact, we're just unable to confront our problems and then, we start to get the spotlight on us and telling other people about the drama, making a scene and putting ourselves as a victim. FAIR PLAY, huh? :p 

some people even thought that they have tried to communicate what they have in mind while doing it in a wrong way and when the other party can't grasp what they're trying to say...they blame the other party. "they can't understand me!", "they always get the wrong impression!" - DANG IT people! as far as i know, if a message is wrongly received then the failure is on the messenger or the person who conveys the message. so before blaming other people because they misunderstood us, why don't we have a moment to think, have we conveyed the message to them in the right way? communication is a tricky situation, it requires us to first understand the person talking to us in order for us to say what we meant to say in the right way and understandable for the person to get what we mean and then give their respond. i think it goes the same in the advertising world, you need to know to whom you're advertising in order for your advertisement to work. you need to use the language of your target people for them to understand what you're trying to say about the things you're advertising. it's the basic thing of communication. understand to be understood, not vice versa.

Friday, October 12, 2012

Beautiful.

a good friend of mine (that I fondly thought as a brother) once gave me this song, telling me that everytime he listened to this song, it reminded him of me. ever since, every time the insecurities try to break me down, I always listen to this song and thought of what he said to me and I find myself standing taller and stronger. 

I have so many issues hanging on my head recently, things that sometimes weight me down and making me lose my confidence. Struggling with emotions and constant self-loathe and rejection over some situations sometimes I find it hard to believe that such thing as True Love ever exist, when it seems like I always go for the wrong person and end up hurting myself, feeling I'm not good enough for anyone, when the going gets really tough and I just lost my faith in the so called love

funny that now I heard my friend's words echoing in my head, "I know you will find your prince on the white horse, he might find it hard to get through the Jakarta's traffic with his horse (I might as well find a certain pleasure to honk at him if he pass in front of me), but he'll be very lucky to have you." and with this song he's giving, I have my chin up and daresay to the world, "I am beautiful and nothing's gonna get me down!" *smile*


Sunday, September 30, 2012

A Love That Lasts Forever.

For me, 
this is the kind of love that will last forever :)
*snuggling inside God's arms*


What Went Wrong?

As I stand among the ruins of the ancient
I wonder, what went wrong?
What went wrong that the glorious banner that once stand proud
Now shattered and left lifelessly 
I shout through the empty hall of the kings
And find the echoes shouting back at me
I wonder what went wrong?
What went wrong that the wisdom from the heaven is fading away
Nothing is left, nothing is ever heard anymore

The moon shines brightly in the cold of night
Its light peeking through the windows, making the hollow sight
Of something that once was there but now gone
The trust, the honor, the loyalty, the integrity
The knights that once kneeled before the kings
Are now nothing but a memory of the past
And I wonder, what went wrong?
What went wrong that the songs of the cheerful maidens 
Now have turned into grieving and lamentations

I was there on the glorious days
I was there when light shone down the land
I was there when the cattles were herd on the green fields
I was there when the children laughing, playing, dancing
I was there when the women came back washing from the river
I was there when the men built their homes
I was there when the brave of the bravest walked the hall of kings

And I wonder now, what went wrong?
What went wrong, that ages of men falling 
When kindness is hard to be found, when love is hard to be given
When a humble heart is nothing but a tale
When coldness is what we see inside the walking ghosts of the present
No life, nothing
Nothing but a fading sound
Of the forgotten glory of the past
And I still wonder, what went wrong?

Saturday, September 29, 2012

All We Need Is L.O.V.E.


With the grand opening by one of the greatest hits from The Beatles : All You Need Is Love, I'm writing this post :)

Kenapa saya memilih lagu ini? Karena apa yang kita butuhkan sebagai seorang manusia adalah cinta dan kasih sayang. Jiaaaaaahhh...okay yang tadi itu sedikit lebay tapi fakta :D

Semalam saya sempat menonton acara Kick Andy Show di Metro TV (bukan iklan dan bukan blog berbayar :p), acara semalam membahas mengenai para pengidap gangguan kejiwaan yang disebut skizofrenia. Skizofrenia adalah gangguan kejiwaan dimana pengidapnya memiliki gejala seperti halusinasi (umumnya mendengar suara-suara), delusional, kemampuan berpikir dan berbicara yang tidak terorganisir, gangguan emosional, paranoia, kesulitan untuk memberikan respon normal terhadap suatu kondisi dan kecenderungan untuk mengisolasi diri dari lingkungan. Umumnya, pengidap skizofrenia mengalami kondisi lain seperti depresi akut, rasa cemas yang berlebihan yang dapat diakibatkan oleh permasalahan sosial seperti kehilangan pekerjaan, keputusasaan terhadap suatu kondisi, dsb. (referensi: wikipedia.com).

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh para ahli di acara Kick Andy Show semalam, satu hal yang mungkin terdengar klise tapi berdampak adalah: para pengidap skizofrenia membutuhkan orang-orang untuk mendampingi mereka dengan kesabaran, cinta dan kasih sayang yang membantu mereka untuk mandiri dan mampu kembali menjadi bagian di dalam masyarakat.

Hal yang paling menyedihkan bagi saya adalah ketika para pengidap skizofrenia ditanya mengenai perlakuan apakah yang paling menyakitkan yang pernah mereka terima, jawabannya adalah ejekan dan penolakan dari masyarakat. Diejek gila, ditertawakan dan diperlakukan secara tidak baik karena mereka dinilai berbeda.

Beberapa saat lalu, Kick Andy mengundang Pak Eng, seorang pengidap penyakit kulit dimana di tubuhnya terdapat banyak semacam daging tumbuh (mirip manusia akar yang sempat muncul di tv beberapa waktu silam, namun bukan kutil) sehingga wajah dan kondisinya mungkin tidak tampak sebersih orang-orang lain. Masalah yang dihadapi oleh Pak Eng pun kurang lebih sama yaitu penolakan dari lingkungan, sampai beliau tidak dapat melakukan pekerjaan apapun karena tidak ada yang mau menerimanya, bahkan menjual koran pun tidak bisa dia lakukan karena para calon pembeli takut melihat wajah dan penampilannya.

Saat itu Pak Eng tampil dengan didampingi oleh Zack Petersen, yang bekerja sebagai Head of CSR di Jakarta Globe. Saya sempat mention Zack di twitter yang kemudian di-reply olehnya dan pada reply itu Zack mengatakan harapannya bahwa semoga semua orang yang melihat acara Kick Andy mengenai Pak Eng belajar untuk menilai seseorang tidak hanya sekedar dari penampilannya atau apa yang terlihat oleh mata.

Seringkali tanpa kita sadari kita cenderung untuk menghindari dan bahkan menolak orang-orang yang berbeda dari kita, ketakutan umum manusia terhadap hal-hal yang mereka tidak mampu mereka mengerti dan pahami merupakan pemicu dari tindakan ini. Kebingungan kita terhadap hal-hal yang tidak kita pahami cenderung membuat kita memberikan reaksi yang ekstrim, alih-alih kita mencoba untuk duduk, diam dan memahami, kita cenderung menolak, membenci atau memberikan reaksi keras lainnya. 

Saya pernah menuliskan di twitter mengenai pengidap HIV positif dan betapa efek dari virus itu akan menggerogoti daya tahan tubuh seseorang, saya menulis bahwa kita secara umum adalah ancaman bagi mereka, dibandingkan mereka ke kita, mengapa? karena daya tahan tubuh mereka yang lemah, contohnya: jika kita flu, bagi kita yang sehat, virus flu tidak akan membunuh kita, namun bagi pengidap HIV positif, virus flu dapa meningkatkan risiko kematian bagi mereka karena daya tahan tubuh mereka lebih lemah dari kita, dan dalam kondisi tersebut, apabila kita terkena flu dan berdekatan dengan mereka maka kitalah yang menjadi ancaman bagi mereka. Beberapa saat kemudian ada seorang teman yang membalas dan mengatakan suatu hal yang sangat "jahat" menurut saya. Dia mengatakan bahwa kalau begitu setiap kali dia bersin maka setiap satu orang pengidap HIV positif bisa mati dan dia mengatakan bahwa kalau begitu dia bersin-bersin aja sekalian biar mereka semua mati. 

Saya tidak tahu ngga tau apakah dia cuma bercanda atau hanya sekedar sinis, tapi buat saya itu sesuatu yang menunjukkan bagaimana cara pandang dia terhadap pengidap HIV positif. Karena sebal saya harus menahan diri untuk tidak menyumpahi dia supaya dia mengalami hal yang sama dengan rekan-rekan yang mengidap HIV positif supaya dia mengerti rasanya hidup dalam kondisi seperti itu. Memang sebagian besar pengidap HIV positif memiliki pola hidup yang salah di masa lalu sehingga mereka mengidap virus tersebut namun ada juga pengidap HIV positif yang terjangkit karena hal-hal lain yang bukan merupakan perbuatan mereka, tapi tetap, mereka masih manusia.

Pengidap penyakit apapun, gangguan kejiwaan apapun atau berada kondisi apapun yang bertentangan dengan kondisi yang pada umumnya dianggap "normal" tidak lantas menjadikan seseorang "kurang manusia" atau menurunkan nilai seseorang sebagai seorang manusia. Banyak orang berada di sebuah kondisi yang dianggap tidak normal dan dia bahkan tidak meminta berada di kondisi tersebut, bayangkan beratnya kehidupan mereka tanpa harus menanggung ejekan, kucilan dan penolakan dari orang lain. 

Satu fenomena lain yang menarik saya temui di twitter akhir-akhir ini, fenomena yang disebut #terjajang. Hastag #terjajang ini muncul ketika sebuah akun yang "dinilai" alay dengan penggunaan kata yang sulit dipahami mendadak menjadi sebuah tren di twitter. Jajang sendiri, sebagai pemilik akun tidak dapat memahami apa yang terjadi sementara dia "dipermainkan" oleh penghuni twitter yang lain, hanya karena dia berbeda. Hal itu membuat saya bertanya-tanya, apakah kadar kekerenan seseorang akan meningkat drastis apabila dia bisa mengejek atau mengecilkan orang yang mungkin tidak seperti dirinya? Mungkin buat lucu-lucuan, mungkin buat bahan tertawaan, tapi pernahkah kita bertanya kepada yang bersangkutan apakah yang bersangkutan senang dijadikan bahwa tertawaan dan lucu-lucuan? Dan jika kita di posisi yang bersangkutan, apakah kita juga akan senang dan lantas juga akan tertawa? - jika dilihat dari tulisan-tulisan di twitter, you can obviously see that Jajang is just an angry young man that is very confused, doesn't anyone ever question what makes him tweeted such angry statements using angry words?

Para pengidap gangguan kejiwaan dan pengidap penyakit berat lainnya, umumnya membutuhkan dukungan dan kasih dari orang-orang terdekatnya. Mereka yang rela mendampingi dan bersabar untuk terus mendukung dan terus memberikan kasih sayang dan pengertian. Kesembuhan bukan sesuatu yang mustahil apabila mereka terus didukung oleh orang-orang yang memberikan mereka semangat dan kasih sayang yang tulus. 

Saya sempat berbicara dengan salah seorang teman yang mengidap penyakit Psoriasis, yaitu penyakit gangguan kekebalan tubuh yang memiliki efek pada kulit, dimana penyakit tersebut dapat dengan mudah kumat apabila penderitanya berada dalam lingkungan yang membuat dia stress dan tertekan dan dari beberapa cerita rekan-rekan yang juga mengidap penyakit Psoriasis mereka juga mengalami penolakan dari masyarakat dan hal itu akan semakin memicu tingkat stress dan memperburuk kondisi mereka.

Ada sebuah istilah yang bilang what we don't know won't hurt us tapi saya bilang, what we don't know might make us hurt other people.

Saya pernah mengalami depresi, entah bisa dibilang akut atau tidak, tapi hal itu sempat membuat saya menjadi seorang cutter, orang yang memiliki kecenderungan menyakiti diri sendiri. Saya bergaul akrab dengan yang namanya cutter dan jika saya merasa depresi, saya cenderung menyakiti diri saya sendiri dengan melukai diri saya menggunakan cutter. Apa yang membuat saya bertahan dan akhirnya keluar dari situasi itu? Seorang sahabat baik saya yang perduli pada saya, yang rela mendengarkan saya berkeluh kesah selama berjam-jam dan selalu mendukung saya bahkan sempat menyita cutter saya :) - selain semacam kesadaran spiritual yang saya alami selama masa itu yang membawa saya mendekat pada Tuhan, sahabat saya lah yang termasuk berjasa untuk "menyelamatkan" saya. ITULAH sebabnya saya bisa bilang bahwa, dukungan, kasih sayang dan perhatian mampu menyelamatkan dan menyembuhkan banyak orang. 

Saya nggak lantas bilang bahwa kita semua harus menjadi lembaga sosial tapi setidaknya sebelum kita menghakimi, menolak dan memberikan label pada orang lain ada baiknya kita berhenti sejenak dan mencoba memahami mereka. Beberapa orang mungkin terlihat berbeda dan dalam kondisi yang juga berbeda dari kita namun hey! mereka masih sama-sama manusia yang bernafas dan memiliki perasaan sama seperti kita :) - Jika seandainya saja, kita mau berhenti sejenak dan mengambil waktu untuk menempatkan diri kita di sepatu orang lain (tapi jangan sampe diambil sepatunya, ntar disangkain maling *ehh* :p)

Perbedaan dalam bentuk apapun seharusnya kita syukuri sebagai anugerah bukan hal yang lantas membuat kita membenci, mencurigai atau menolak satu sama lain. Termasuk di dalamnya perbedaan kepercayaan, perbedaan ras bahkan perbedaan dalam memilih orientasi seksual. Saya secara pribadi tidak setuju dengan gaya hidup gay dan lesbian, tapi bukan berarti saya lantas membenci mereka, mengejek atau menghakimi mereka hanya karena orientasi seksual mereka. It is not my rights to do that dan menurut saya mereka juga tidak layak untuk dijauhi dan dibenci hanya karena orientasi seksual mereka karena mereka juga manusia, punya perasaan, punya hati. Jika kita bisa hidup saling memahami dan mengurangi sedikit saja ego kita untuk mau duduk dan mendengarkan cerita dari orang-orang yang mungkin kita nilai berbeda dari kita, mungkin justru hidup kita yang akan semakin diperkaya, diperkaya dengan empati, dengan kasih dan dengan rasa bersyukur bahwa kita masih bisa dipakai untuk menolong dan mendukung mereka. 

Saya percaya bahwa Tuhan dari agama dan kepercayaan manapun membawa satu pesan yang sama yaitu KASIH terhadap sesama dan jika ada pengikutNya yang melakukan hal yang bertentangan maka dapat dipastikan bahwa pesanNya tidak tersampaikan dengan baik sampai ke hati :). Saya percaya Tuhan mempercayai kita untuk menjadi agenNya di dunia ini, sehingga ketika kita bersedia membuka diri kita maka Dia akan memakai kita untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain. 


Untuk menutup post ini ijinkan saya mengutip Bunda Teresa yang mengatakan, "if you judge people, you have no time to love them." - so, lower down our guard for a moment and start loving :)