Thursday, October 24, 2013

Investasi Cinta

Secara ilmu ekonomi, jika kita ingin berinvestasi maka kita juga harus memperhitungkan return yang akan kita terima dari investasi tersebut, jangan sampai kita berinvestasi pada hal yang malah justru akan merugikan kita.

Hal yang sama berlaku juga di dalam sebuah hubungan.

Mungkin analogi tersebut tidak umum dipakai dalam menggambarkan sebuah hubungan karena terkesan seperti “itung-itungan” – padahal sebaliknya, dalam kenyataannya sebuah hubungan bekerja seperti halnya berinvestasi.

Sebuah hubungan yang sehat terdiri dari hubungan saling memberi dan menerima dalam porsi yang seimbang. Tidak ada satu pihak yang selalu memberi dan tidak ada satu pihak yang selalu menerima. Ketika kita berada di dalam posisi di salah satu ekstrim maka hampir dapat dipastikan bahwa kita berada di dalam sebuah hubungan yang tidak sehat.

Ketika kita berinvestasi tentunya kita memilki suatu ekspektasi hasil dari investasi tersebut, untuk mengelola ekspektasi kita maka sebelum kita berinvestasi kita harus mempertimbangkan baik-baik apakah hasil yang akan kita dapatkan sepadan dengan investasi yang kita keluarkan.

Hal yang sama juga berlaku dalam suatu hubungan. Ketika kita berinvestasi lebih dalam suatu hubungan (tidak hanya secara materi tapi juga waktu, perasaan, pikiran dan tenaga) namun hasil yang kita dapatkan tidak sepadan maka hal tersebut biasanya akan membuat kita merasa kecewa, patah hati atau sedih.

Katakanlah apabila kita menyukai atau tertarik kepada seseorang, kita umumnya akan memberikan pancingan investasi-investasi kecil untuk melihat apakah hasil yang kita peroleh sepadan dan jika hasil yang kita peroleh tampak baik maka kita akan berani berinvestasi untuk hal yang lebih besar lagi dalam suatu hubungan, yaitu komitmen.

Gw mengikuti salah satu produk tabungan investasi dimana setiap bulannya gw harus menyisihkan sebagian pendapatan gw untuk dimasukkan ke dalam produk tabungan tersebut. Karena gw telah merasakan keuntungan dari investasi tersebut, gw tidak ragu untuk berkomitmen melanjutkan produk investasi yang sama dengan jumlah yang lebih besar. If an investment is returning well, we won’t hesitate to invest more. It works the same with people and relationships.

Oke, mungkin kalian akan berkata, “Ih, itung-itungan banget sih lo. Ga tulus deh!” – well, gw percaya bahwa hampir 99% di dunia ini tidak ada yang tulus. In one way or another, kita pasti mengharapkan sesuatu atas apa yang telah kita berikan atau lakukan (JUJUR AYO JUJUR). Jika kita setulus itu maka tidak akan pernah ada sakit hati dan kekecewaan. So, I’m here talking about reality.Realitanya, jika kita memberi pasti kita harap kembali meskipun kata sebuah lagu kasih ibu tak harap kembali, percayalah ibu kita mengasihi kita juga pasti berharap kita menjadi anak yang berbakti meskipun tentunya jika kita tidak berbakti pun kasihnya tidak akan hilang. Nah, itu sudah bukan lagi bicara soal tak harap kembali tapi bicara mengenai kebesaran hati.

Analogi mengenai investasi ini gw dapatkan dari salah satu istri pendeta di gereja gw pada saat kita membahas mengenai relationship antara pria dan wanita. Salah satu kesalahan yang umum dilakukan di tahap awal sebuah hubungan adalah, terlalu banyak berinvestasi padahal return yang kita dapatkan juga belum jelas sehingga ketika hubungan itu tidak memberikan return yang seimbang dengan investasi yang telah kita berikan, kita mengalami kekecewaan.

Semua orang ingin dicintai dan semua orang butuh untuk mencintai. It is how we are built. Tapi dalam proses mencintai dan dicintai, ada yang harus kita pertimbangkan yaitu seberapa besar investasi kita dan seberapa besar return yang akan kita dapatkan. Return bisa berupa banyak hal tidak hanya selalu seputar materi, bisa saja itu waktu, perasaan, perhatian dan lain sebagainya.

If we manage our investment carefully, most likely we will get the best return and not running out. Kita tidak menghabiskan resources yang kita miliki untuk return yang tidak pasti. Jangan sampai kita berinvestasi pada hal / orang yang salah sehingga kita menghabiskan sumber daya kita yang akhirnya membuat kita sendiri kelelahan dan kekurangan. It is not worth it :)

Jika investasi tidak sebanding dengan return mungkin itu saatnya kita berhenti berinvestasi dan move on.

"Don't push your luck!" kata orang, kadang kita bisa menjadi keras kepala untuk terus berinvestasi pada hal / orang yang salah dengan alasan mungkin saja investasi ini akan memberikan hasil suatu hari nanti hingga akhirnya ketika investasi itu tidak memberikan hasil kita malah akan kecewa dan telah menghabiskan banyak waktu dan tenaga.

Dengan demikian, sebelum kita berinvestasi dalam suatu hubungan, pertama kali yang harus kita lakukan adalah menjadi realistis dan mengelola ekspektasi kita. Buka mata lebar-lebar dan pastikan bahwa kita tidak berinvestasi pada hal yang salah dan berhati-hatilah sebelum berinvestasi. Don't put everything in when you can't even predict the return :)

*) post ini ditulis untuk mengingatkan diri sendiri yang cenderung terlalu royal berinvestasi hehehe :)

No comments: