Sunday, June 08, 2014

Derawan : Home of The Sea Green Turtles.

I didn’t exactly remember how we came up with the idea of going to Derawan among other diving spots in Indonesia. I just remember that one day within the last montsh of 2013, me and several diving friends were sitting down, laughing and discussing about our next diving destination when suddenly one of us suggested to go to Derawan. Everyone agreed and all was settled.

Little that I personally know about Derawan at that time, other than it’s the home of sea green turtles and one of the neighbour island, Kakaban, has a salt lake that is famous for its stingless jellyfish. Yet, the captivating picture of the underwater world was enough to make all of us agreed to go there.

The arrangement was made quite fast. Deal with the local dive centre in Derawan, Danakan Dive Centre went smoothly, Mas*) Icuk the dive centre coordinator was very helpful and informative. He assisted us with the airport transport, accommodation and diving schedule. Since we would be in Derawan for 7 days (from 23 May to 29 May 2014), we planned to have 16 dives. Which means we would go diving around 3 times per day. Whoop whoop!  

So here's how to get to Derawan via Berau :

1.   There is no direct flight from Jakarta to Berau, we would need to transit in Balikpapan before continuing to Berau. The flight from Jakarta to Balikpapan would take approx. 3 hours, while the flight from Balikpapan to Berau would take approx. 1 ½ hours.

2.   Upon arriving at Tanjung Redeb, Berau, we would need to rent a car to take us to Tanjung Batu harbor where we would cross from Berau to Derawan using a speedboat. The ride from Tanjung Redeb to Tanjung Batu harbor would take approx. 2 ½ - 3 hours. While the crossing from Tanjung Batu to Derawan would take approx. 45 mins to 1 hour.

It was very convenient that Mas Icuk had arranged everything from us from airport transport from Tanjung Redeb to Tanjung Batu and vice versa, including the speedboat transport from Tanjung Batu to Derawan and vice versa.

Our flight was scheduled at 06.10 am on 23 May 2014, from Jakarta to Balikpapan and delayed for 45 minutes. Nothing is quite upsetting than having a delay on a morning flight especially since I’m not a morning person (gimme me back my sleeping time).

We arrived in balikpapan around 11.45 pm, Middle Indonesia Time (WITA), an hour forward from Jakarta. We supposed to have our flight from Balikpapan to Berau around 01.30 pm, WITA but we got delayed until 03.30 pm, WITA. Intially we were expected to arrive in Berau at 4 pm at the latest so we wouldn’t get to Derawan late at night, yet, the delay kind of ruining the plan.

To make a long story short, we arrived in Derawan around 8 pm. We quickly unload our bags from the speedboat and arranged the room. Excited for our first night in Derawan and couldn’t wait to start our dive the next day, all of us slept peacefully in our home in Derawan, Penginapan Reza & Dira






Around 6am in the morning, I was awaken by the bright light coming between the space of the room curtains. My first sunrise in Derawan. I got up, walked out and welcomed by the warm sunlight. My friends were already awake as well, everyone’s so excited to get ready and start the dive.

During the dive, we were guided by the local dive guides from Danakan Dive Center, Bli **) Putu and Mas Budi. I’d say that they are the best dive guides. They are very knowledgeable, helpful and totally took care of us during the dive. Bli Putu with his cool and calming attitude, Mas Budi with his attentive attitude. If you dive with Danakan Dive Center in Derawan, you should dive with these two dive guides.

Mas Budi - Mas Icuk - Bli Putu

Derawan is indeed the home of the green sea turtles, almost in every dive we met this sea creature in various sizes. From the small ones to the big ones. In my honest opinion, compared to Komodo, I would rate diving in Derawan as 3 out of 5. In some dive spots, the visibility was quite terrible, it made me feel like diving in Pulau Pramuka, Kep. Pulau Seribu, Jakarta. Tee-hee.

The highlights of the dive in Derawan for me are at Jetty Derawan – I’m amazed by the various fish schooling such as : schooling jackfish, schooling yellow fin, etc. (no pelagic fish on this spot) under the Jetty, Maratua Channel – the craziest drift dive, if you ever been to Shotgun, Komodo. This one is similar only with stronger current, this is the best spot to see the schooling barracuda, sometimes sharks even came by, Barracuda Point – mild drift dive with best view of the crowded schooling barracuda and schooling bumphead and Kakaban Lake - we didn’t dive here. we were just snorkeling with the stingless jellyfish.



In addition, we had a great time watching Manta Rays playing on the surface around Sangalaki Island. Not just small medium Manta Rays but definitely the HUGE ones.  

The dive sites in Derawan and its surrounding islands like Maratua, Sangalaki and Kakaban are mostly slopes and sandy bottom. I think there was only two wall dive sites, Kakaban Walls and the entry to Maratua Channel. If you are a huge fan of beach with beautiful white sand and clear blue sky with puffy clouds, Derawan and its surrounding islands are the perfect place to visit. If you are a diver, this place offers you an encounter with sea green turtles, coral fish, sharks, schooling barracuda and some other interesting sea creatures.















There is a cave dive site in Kakaban, but after I had a chat with Bli Putu, he said that the cave is located at 40m below the surface and quite dangerous to go there. He strongly said that he would not take his guests there for safety reason and with his typical smile he added, “In diving, safety should come first.” - good point! ;)

If you come across my blog, interested to dive in Derawan and curious about the how to, just drop me a message and I will gladly help you :) - in the meantime, here are some pictures of Derawan for you to enjoy ;)








footnotes :
*) Mas in Javanese is actually a calling for an older brother. However, Mas is also commonly used as a polite call towards a man in Indonesia. Mas is used before the name of the respective person i.e. Mas Icuk. 
**) Bli is Balinese word to call an older brother or a polite way to call a Balinese man. Bli is also used before the name of the respective person i.e. Bli Putu.

Monday, April 07, 2014

Surat Dari Masa Depan.

Blog post ini dibuat dalam rangka mengikuti Proyek Menulis Letters of Happiness: Share your happiness with The Bay Bali & Get discovered!

Sebuah mesin waktu telah ditemukan. Tidak seperti apa yang kita bayangkan pada film sci-fi, mesin waktu ini tidak dapat mengirimkan orang kembali ke masa lalu maupun beranjak ke masa depan. Mesin waktu ini hanya dapat mengirimkan pesan dari masa depan ke masa lalu dan pesan hanya dapat dikirimkan dari seseorang di masa depan kepada dirinya sendiri yang berada di masa lalu.

Pesan yang dikirimkan ke masa lalu haruslah sebuah pesan yang dianggap penting karena apapun yang dikirimkan ke masa lalu dapat mengubah sejarah di masa depan, dan untuk masing-masing orang hanya dapat mengirimkan satu pesan saja kepada dirinya di masa lalu.
Inilah ceritaku dan sebuah surat yang kuterima dari masa depan.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

KODE : MSL0001X-2045-2007

STATUS : SENT
Tempat dan Tanggal Tujuan Pengiriman Pesan : Jakarta, 20 Juli 2002

Isi Pesan :
Kepada diriku di masa lalu,

Pada saat kamu menerima surat ini, pasti kamu terkejut. Tenang saja, di masa depan semua ini mungkin, suatu saat kamu akan mengerti.

Alasan mengapa aku menulis surat ini kepadamu adalah supaya kamu mengerti akan arti sebuah kebahagiaan. Mungkin terdengar begitu klise. Tapi definisi kebahagiaan yang saat ini ada di dalam benakmu, bukanlah definisi kebahagiaan yang sesungguhnya. Mengapa aku bisa tahu? Tentu saja karena aku telah menjalaninya dan seiring dengan waktu yang aku lewati, aku memahami definisi kebahagiaan yang sesungguhnya.

Aku selalu saja berpikir, seandainya saja aku lebih cepat memahami hal ini, tentunya akan lebih banyak hal yang aku bisa lakukan dan banyak hal yang aku bisa raih tanpa banyaknya waktu terbuang.

Keputusan masih akan tetap ada di tanganmu. Apa yang kamu pilih untuk percayai dan jalani di masa sekarang adalah apa yang nanti akan aku jalani di masa depan. Jadi pilihlah dengan bijaksana dan sebelum kamu memilih, pertimbangkanlah hal-hal yang aku akan katakan kepadamu.

Kebahagiaan, bukan hanya saat kamu mendapatkan promosi di perusahaan tempat kamu bekerja setelah bekerja keras selama bertahun-tahun, namun, kebahagiaan adalah memilih pekerjaan yang sesuai dengan hasratmu, pekerjaan yang membuatmu bersemangat saat kamu bangun pagi karena kamu tahu kamu akan melakukan sesuatu yang luar biasa setiap hari. Pekerjaan yang akan selalu membuatmu terus belajar untuk mengadu ilmu, mencari yang terbaik yang kamu bisa berikan karena hal itu adalah hal yang kamu cintai.

Kamu akan merasa takut saat memutuskan untuk memilih pekerjaan yang kamu sukai, akan banyak tantangan, akan banyak kekhawatiran dan pertanyaan “Bagaimana jika...” -- “Bagaimana jika aku gagal?” “Bagaimana jika yang aku pilih ini salah?” “Bagaimana jika aku tidak bisa hidup dari pekerjaan yang aku sukai?”

Berhentilah.

Berhentilah merasa takut, berhentilah merasa terintimidasi. Beranilah untuk mengambil sebuah keputusan, beranilah untuk melangkah. Tutup telingamu dari semua kekhawatiran yang berusaha menjatuhkan mimpi dan hasratmu. Melangkahlah maju. Tidak akan mudah, aku jamin itu, kamu mungkin akan jatuh dan merasakan sakit, tapi tetaplah melangkah maju, jangan menyerah.

Aku berharap aku memiliki keberanian itu di masa lalu, sekarang waktu telah berlalu, penyesalan selalu datang terlambat dan tak ada yang bisa aku lakukan untuk mengubahnya.

Beberapa tahun setelah kamu menerima surat ini, kamu akan bertemu dengan banyak pria, beberapa di antaranya sangat menarik, pintar, baik hati dan beberapa di antaranya akan membuat hatimu bergetar.

Namun, pahamilah satu hal saat kamu memilih dengan siapa kamu akan memberikan hatimu. Pahamilah bahwa kebahagiaan yang kamu rasakan jika kamu ada bersamanya, haruslah dirasakan juga olehnya saat bersamamu. Kebahagiaan adalah pada saat kamu dicintai sebagaimana adanya dirimu, ketika pasanganmu bisa menerimamu apa adanya dan bahkan menyukai segala keunikan yang kamu miliki. Kebahagiaan adalah ketika kamu bisa mempercayakan hatimu pada pasanganmu dan dia menghargainya dengan sungguh-sungguh.

Kebahagiaan adalah dicintai pada saat kamu mencintai, dilindungi dan dijaga. Ketika mimpimu menjadi mimpinya, keberadaanmu dirayakan dan ketiadaanmu dirindukan. Kebahagiaan adalah ketika pasanganmu mau belajar memahamimu, memahami karaktermu, memahami sifatmu, memahami kebiasaanmu dan menjagamu karenanya.

Pahamilah bahwa kebahagiaan bukan terletak pada kata-kata dan janji-janji manis yang dilontarkan tapi kepada perlakuan yang sederhana penuh cinta. Kepada perhatian kecil dalam keseharian, kejujuran, ketulusan dan komitmen. Ketika kamu memilih, jatuhkanlah pilihanmu kepada dia yang bisa menjagamu dengan baik, kepada dia yang dengannya kamu bisa membayangkan sebuah keluarga yang bahagia, pilihlah dia yang bisa menjadi ayah yang baik buat anak-anakmu kelak.

Ingatlah bahwa dirimu berharga dan bahwa hatimu hanya layak diberikan kepada siapa yang bisa menjaganya dengan baik. Memilihlah dengan hati-hati, ambil waktumu, jangan terburu-buru.

Apa kabar ayah dan ibu? Apakah mereka baik -baik saja? Salam dari aku untuk mereka. Aku sangat merindukan mereka.

Aku tahu saat ini seringkali kamu masih merasa kesal dan jengkel dengan mereka, kamu merasa mereka masih saja menganggapmu sebagai anak kecil. Percayalah sampai berapapun umurmu, di mata mereka kamu akan selalu menjadi putri kecil mereka. Kelak kamu memiliki anak, kamu akan mulai memahami mereka.

Kebahagiaan adalah saat kamu masih memiliki kesempatan untuk membahagiakan kedua orangtuamu karena disaat mereka tidak ada lagi, seberapapun kamu berusaha kamu sudah tidak lagi bisa melihat senyum bahagia mereka.

Kebahagiaan adalah ketika ayah dan ibu masih ada disisimu untuk memberikan nasehat mereka karena kebijaksanaan yang mereka miliki sudah teruji oleh waktu, karena pada saatnya nanti mereka tidak akan ada lagi disisimu untuk memberimu masukan dan nasehat ketika kamu membutuhkannya.

Dengarkanlah nasehat ayah dan ibu dengan seksama. Mungkin tidak semua dapat kamu terima dengan hati lapang, tapi dengarkanlah, janganlah kamu berbantah dan berkata kasar pada mereka, karena apa yang mereka sampaikan semuanya berdasarkan rasa cinta mereka kepadamu karena kebahagiaan mereka adalah melihatmu bahagia.Suatu saat waktu akan membuatmu mengerti.

Akan tiba saatnya dimana kamu berharap ayah dan ibu masih ada disisimu untuk memelukmu disaat kamu menghadapi kesulitan dan kepedihan. Kebahagiaan adalah disaat kamu masih bisa bersama mereka untuk tertawa, menangis, bercanda dan bercerita.Manfaatkanlah setiap waktu yang kamu miliki bersama mereka dengan baik.

Ketika ayah dan ibu mulai beranjak lanjut usia, ketika ingatan mereka tak lagi setajam sekarang, ketika fisik mereka tak lagi segagah sekarang dan ketika mereka mulai bergantung kepadamu, perlakukanlah mereka dengan baik.

Ingatlah bahwa ketika kamu kecil dulu, merekalah yang menjadi tempatmu bergantung. Merekalah yang mengajarimu bagaimana caranya berjalan, berbicara, membaca. Merekalah yang mengajarimu tentang cinta yang tulus tanpa pamrih. Mereka yang sabar membimbingmu, yang memaafkanmu akan setiap kesalahanmu yang menyakiti hati mereka. Kebahagiaan adalah ketika kamu masih diberi kesempatan untuk membalas cinta yang sudah mereka berikan kepadamu,ketika kamu masih mampu untuk menjaga dan merawat mereka, ketika kamu mampu membuat mereka merasa bahagia sama seperti mereka selalu ingin membuatmu bahagia.

Waktumu bersama ayah dan ibu akan semakin singkat, aku sudah tidak bisa kembali ke masa lalu untuk mengulang semuanya, namun kamu masih bisa menjalani waktu bersama mereka, pergunakanlah dengan baik, jangan sampai kamu menyesal.

Saat ini kamu baru saja lulus kuliah. Saat yang menyenangkan bukan? Kamu sedang bersemangat menghadapi dunia, kamu siap bertemu dengan banyak orang-orang baru. Beberapa di antaranya akan menjadi sahabat terbaikmu, sementara yang lain akan berlalu sesuai masa di hidupmu.

Kebahagiaan, diriku sayang, adalah ketika kamu dikelilingi oleh orang-orang yang baik, orang-orang yang perduli akan dirimu dan sangat mengasihimu, mereka yang layak kamu sebut sebagai sahabat.

Bertemanlah dengan semua orang, namun bersahabatlah dengan berhati-hati.

Berhati-hatilah dengan mereka yang bermanis muka di hadapanmu namun menusukmu dari belakang. Berhati-hatilah dengan mereka yang mengumbar aib orang lain di hadapanmu, karena suatu saat, mereka akan melakukan hal yang sama terhadapmu juga. Berhati-hatilah dengan mereka yang bebal dan mencemooh didikan dan teguran,karena mereka tidak akan pernah menjadi orang yang akan mendukung dirimu menjadi lebih baik. Berhati-hatilah dengan mereka yang memaksamu untuk berkompromi dengan hal-hal yang salah dan mereka yang memaksamu untuk tidak menjadi dirimu sendiri agar bisa diterima.

Bersahabatlah dengan mereka yang percaya akan mimpi-mimpimu, mereka yang yakin bahwa kamu mampu mewujudkannya, mereka yang selalu mendukung dan menguatkanmu, mereka yang mampu melihat talentamu dan mendorongmu untuk mengembangkannya, mereka yang selalu melihat hal positif dalam dirimu dan mendorongmu untuk selalu menjadi yang terbaik, mereka yang tidak ragu menegurmu dan menasehatimu ketika kamu berbuat salah karena mereka tidak ingin melihatmu salah langkah.

Bersahabatlah dengan mereka yang merayakan keberhasilanmu dengan tulus dan menjadi tempatmu bersandar saat kesedihan dan kegagalan menimpamu.

Pilihlah dengan baik orang-orang yang kamu ijinkan masuk di dalam hidupmu karena mereka yang akan mempengaruhi hidupmu untuk menjadi lebih baik atau lebih buruk.

Kebahagiaan adalah memiliki persahabatan yang dipenuhi dengan pengampunan dan kerendahan hati. Ketika sahabatmu berbuat salah, ampunilah. Ingatlah bahwa semua orang mampu berbuat salah dan pada suatu waktu, kamu pun pernah berbuat salah dan sahabatmu mengampunimu. Ketika kalian berselisih, milikilah kerendahan hati untuk memperbaiki hubungan di antara kalian, ingatlah bahwa mencari musuh itu perkara gampang tapi mendapatkan sahabat yang baik adalah sebuah keberuntungan.

Kebahagiaan, diriku sayang, adalah sebuah pilihan bukan sebuah ketergantungan. Kebahagiaan tidak terletak pada hal yang material, bukan pada hubungan, bukan pada kepunyaan, bukan pada keinginan, bukan pada reputasi dan ketenaran. Menjadi bahagia adalah pilihanmu.

Ketika kamu memilih untuk tetap bersukacita meskipun kamu sedang menghadapi permasalahan yang berat, ketika kamu memilih untuk mendukung dan menghibur orang lain disaat kamu sendiri sedang membutuhkan kekuatan, ketika kamu memilih untuk bersyukur meskipun kamu tidak mendapatkan apa yang kamu inginkan, di saat itulah kamu akan menyadari bahwa kamu sesungguhnya adalah orang yang berbahagia.

Pada akhirnya, kebahagiaan yang sejati bersumber dari hati yang selalu bersyukur. Bersyukur atas anugerah Ilahi dan kecukupan yang telah diberikanNya dalam hidupmu.

Ketika kamu berhenti membandingkan dirimu dengan orang lain dan mulai berterimakasih kepadaNya atas berkat yang telah diberikanNya dalam hidupmu, maka saat itulah kamu menemukan kebahagiaan yang sejati.

Jadilah bahagia, diriku sayang, mulai dari sekarang dan sampai akhirnya nanti.

Salam,
Dirimu di masa depan.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bali, 20 Juli 2017

15 tahun sudah berlalu sejak aku menerima surat dari diriku di masa depan. Begitu banyak hal yang berubah sejak surat itu aku terima.

Saat ini, aku sedang duduk di tepi pantai The Bay Bali, salah satu tempat yang indah untuk bersantai di Bali, mengawasi putraku bermain-main di pasir sambil sesekali berteriak gembira ketika ombak kecil menyapu kakinya. Suamiku sedang bertemu dengan salah satu kliennya di salah satu restoran dan kami menunggunya untuk kemudian makan malam bersama.

5 tahun yang lalu aku pindah ke Bali karena sebuah majalah internasional yang memiliki kantor representatif di Pulau Dewata ini memintaku menjadi fotografer ekslusif mereka. Keputusanku itu kemudian membawaku bertemu dengan pria yang menjadi suamiku saat ini. Dia adalah salah seorang nara sumber untuk kolom Young Enterpreneur Profile di majalah tempatku bekerja, kami bertemu saat sesi wawancara dengannya di restoran Bumbu Nusantara yang ada di The Bay Bali - restoran yang kemudian menjadi tempat favorit kami berdua - aku tanpa sengaja menumpahkan segelas es jeruk ke kemeja putihnya dan itulah yang menjadi awal mula segalanya.

Kami menikah tepat di tahun pertama aku berada di Bali, putra pertama kami lahir setahun kemudian dan sekarang, aku sedang mengandung anak kedua kami. Pernikahan kami adalah pernikahan yang bahagia, aku bersyukur bahwa aku menanti orang yang tepat untuk menjadi suamiku karena menjadi istrinya sekarang ini, merupakan suatu anugerah yang besar.

Perjuanganku untuk mengejar mimpiku sebagai seorang fotografer profesional tidaklah mudah, ada masa-masa sulit untuk meyakinkan kedua orangtuaku bahwa fotografi mampu menghidupi anaknya. Namun aku bersyukur, aku memiliki sahabat - sahabat yang selalu mendukungku dan terus menguatkanku, mereka yang percaya pada talentaku dan bahkan mereka yang membantu untuk meyakinkan kedua orangtuaku untuk memberikan restu kepadaku dalam mengejar mimpiku.

Dengan dukungan yang diberikan oleh ayah dan ibu serta sahabat-sahabatku aku pun mampu meraih mimpiku. Perjalanan panjang yang tidak mudah, namun selalu berusaha kujalani dengan rasa syukur hingga pada akhirnya penghargaan demi penghargaan fotografi kuterima. Karya-karyaku kerap menghiasi majalah-majalah lokal dan bahkan beberapa sempat dimuat di majalah dengan skala internasional.

Aku tersenyum mengingat semuanya. Sebuah surat dari masa depan yang pernah kuterima kusimpan dengan baik di dalam lipatan dompetku. Kertasnya sudah mulai lusuh dan tulisannya sudah perlahan pudar. Namun pesan di dalamnya selalu kuingat. Kebahagiaan adalah sebuah pilihan dan aku sudah memilih untuk menjadi bahagia.

Wednesday, February 26, 2014

Until One Day.

When you fall in love, sometimes your head is up in the clouds that you forget about reality.

Until one day you realise that, a beautiful face is nothing compares to a great character and a heart that loves you. You will realise that the person who smiles when they see you is worth more than just a person who makes you smile when you see them. You will realise that the person who texts you first just to let you know that they’re thinking of you in the mid of the busy days is worth more than a person who replies to your text when they have the time.

You will realise that a person who can take care of you is worth more than a person that always let you take care of things for them. You will realise that a person who would ask you to spend their weekends with you is worth more than a person that tells you about their weekends. You will realise that a person who would take you on a ride is worth more than a person that tells you about their new rides. You will realise that a person who would wake up in the morning just to bring you breakfast is worth more than a person that say thank you when you bring them breakfast. 

You will eventually realise that a person who loves you just the way you are is worth more than a person who says 'good job' on your effort to look beautiful for them.

You will eventually realise that a person who treats you special is worth more than a person that always treat every other girls the same. You will eventually realise that a person who falls in love with your soul and heart is worth more than a person who praises you for looking good.

You will eventually realise that it’s worth more to fall in love with someone whose eyes lit when they talk about you, who adore you, who constantly support you and always encourage you, who loves you, your flaws, your awkward laugh, who always know what to say when you’re down, who appreciates you  and your strength, who is proud of your qualities and talents, who can treasure your opinions, ideas and thoughts.

You will eventually realise that falling in love with a person who can hold their commitment is worth more that a person who gives sweet promises. You will eventually realise that it is better to fall in love with a person whom you don’t always have to be worry of what’s they're doing when they're not with you because you can trust their heart.

You will eventually realise that it’s better to fall in love with a person who knows how to respect you, honor you and cherish you...as much as you respect, honor and cherish them. 

Monday, February 10, 2014

Travel Time of The Year.

Starting my morning with a cup of warm camomile & lemongrass tea, I feel so English (well, maybe not).

For the past few weeks, I have been dealing with myself a lot, the thoughts, the mental issues and everything related to what I feel and what I want. I just don’t feel right with everything I am and everything I’m doing right now.

I was going to book myself a flight to Ambon and stay at Ora Beach for a week, away from anyone, hoping to find an epiphany about my life, but instead I decided to check a flight to Gothernburg, Sweden. If it’s really happening, this is going to be my first solo trip abroad. Crazy huh? Yes, I do think so myself. But somehow, I just need to get away from everything that’s been busy hustling and buzzing inside my head and planning the trip seems like a good distraction.

Why Sweden? Simply because one of my favorite singer and songwriter, Jonas myrin, originally came from Sweden although he’s been living out of a suitcase here and there but, maybe (just maybe) if the time is right and Heaven is so kind, it would be possible to accidentally bump into him in Stockholm, well just as how many people are there living in Stockholm? It would not be that imposssible right?

And why Gothenburg? Well, around two years ago, when I travelled to Phuket, Thailand with some friends, we met this sweet lady from Sweden who was also having her vacation there. We went to Phi-Phi Island together and caught in some great conversation (i love making new friends on vacation!). In the end, we exchanged email, addresses and added each other on facebook. She told me that I am welcome to visit her at any time in Sweden, so when I was contemplating in choosing where to go, she suddenly popped in my mind.

After checking what I would need for visa application and everything, I decided that Gothenburg will be the destination for my first solo traveling abroad. I have to say that it’s kind of scary and exciting at the same time, it’s a long time feeling that I’ve been missed since life has been so boring and only evolving around my frustrating feeling and broken heart. I know that this trip might cost me A LOT (and possibly draining every penny that I have in my saving accounts), however, I need to set a goal in my life and this trip is definitely going to help me to focus and get me excited to have something to look forward to.

Getting away from the familiarity seems like something that I need to recover and figure out what I want to do with my life. I’m going to be 30 this year and still struggling in figuring out what to do with my life (for goodness’ sake) or maybe I’m just trying to find some courage to really take the direction to the kind of life I want.

Well, I don’t know. We’ll see since it’s still in the next six months. My plan was going to get married mid this year but since I don't think it's going to happen unless Heaven is snapping the magic fingers on the situation, I'm sticking to the travel plan to Gothenburg. However, things could change in between and I’m being flexible. So, let's just see how it goes :))

Monday, February 03, 2014

The Unrequited Love.

“Lesson Number One: All the time traveling in the world can't make someone love you. “ – About Time.

Charlie Brown once said, “Nothing takes the taste out of peanut butter quite like unrequited love.”  -- Charlie loves peanut butter and when he experienced unrequited love, even his favorite peanut butter tasted bitter.

When you fall in love with someone, it is easy to remember everything about them.

You remember their favorites, you remember their favorite songs, you remember their favorite movies, you know what makes them laugh, you remember their scent, you know how they would eat their toast, you know their habit, you would recognize their signature movements, your world simply evolves around them and you are aware of every single thing that they do or feel.

Then comes the fact.

They don’t feel the same way as you feel about them.

The world crumbles. All of the sudden everything you remember, things that used to make you smile, now they make you feel sad. Something is broken inside, unseen but the pain feels so real.

The kind of pain that would take any kind of taste out from anything you’ve ever liked.

And nothing you can do about it because there’s no formula on how to make someone loves you back. 

My pastor’s wife once said this face slapping truth, “Even if you wear an oversized bando and running around to get a guy’s attention, it won’t work. Why? Simply because he’s just not that into you.

Yes, we need to deal with that fact that the other person is just not that into us.

When someone doesn’t love us back, it doesn’t mean that there’s something wrong in us. It doesn’t mean that we are not smart enough, not beautiful enough or not worthy enough to be loved.No, it’s simply because they just don’t feel the same way about us.

We might see someone else in their eyes and they might never look at us the way we look at them, those will break our heart but eventually, we will learn how to let go and move on.

When someone doesn't love you back, wish them all the best and let go because you are worth to be loved by someone who would treasure all the qualities in you and love you for who you are.

Live your life to the fullest, enjoy every moment and appreciate everyone. Keep your heart open and don't be bitter.

Remember that it is good to be happy with someone but it is better if that someone is happy to be with us too :)

Monday, January 13, 2014

Jumping Over The Fence.

Most of my cousins studied abroad. They speak fluent english and often use english terms while speaking. For the record, I live in a country where english is not first language.

Growing up, I’ve always been compared to my cousins. There’s always a competition going on and this “speaking-in-english” thing was included. So, my mother got me a private english tutor when I was in the third grade, she was an university student majoring in english literature. I owe her a lot, because I was already learning present perfect tense, conjugation and conditional if when my other school mates still busy with “this is an apple”.

I love to challenge myself and prove that I can do something other people think that I can’t. Thus, in order to prove that I could also speak fluent english without having to go study abroad, I practiced. How? I translated my english story books into indonesian, I read lots of english book to improve my vocabulary, I watched english movies with english subtitle to improve my pronounciation, I listened to english songs to improve my hearing, I wrote journals in english to improve my writing and I talked to myself to rehearse the conversation. Once I was introduced to the internet for the first time, I signed up for friendship sites to find friends from other countries to further improve my english and start blogging in english to improve my writing skills.

The result : I can speak and write in english well and many chances were given to me just because of that, including the international assignment.

That goes the same with my singing ability, my mother used to say that I always sing off key and in attempt to prove her wrong, I practiced singing all the time. I sang whatever I can sing, I listened to a song and tried to follow the song, I recorded my voice and listened to it again and again until I could sing it on key and with a bit of improvisation.

The result : I was selected for the school choir to sing on independence day, I was a singer and also a worship leader at my previous church (and to add some craziness, I just register myself to my office singing competition – HA! I might not be the best but at least I have the guts to try)

My mother is an excellent cook while I’m nowhere near her. Living in Asia, people often say, “A girl should know how to cook, how come you don’t know how? How can you feed your husband and children?” – tiring huh? Well, to prove that I can. I decided to learn how to cook (I have to be honest that somehow the motivation was also coming because I liked someone and wanted to cook for him) :p) – So, I searched for recipes in the internet, bought the ingridients and then I cooked. I know then that I love to make desserts, cakes and simple western food (because Asian food is too complicated for me).

The result : I’ve made cheese cake, steamed brownies, baked cheesecake brownies, chocolate truffles, pudding, lasagna and spaghetti aglio olio with white wine, mushroom and prawn or simply with pork sausage. I often took the result to the office and shared it with my colleagues to get their review, well, so far the review is always good.

Now, I’m challenging myself to run regularly. One of my goals is to enroll myself in a 5K running competition. No, not for the hype but to challenge myself. I don’t like running. SERIOUSLY. I hate running. I lost my breath easily if I run, I’d rather do any other sports than running. But that’s the challenge, I need to prove to myself that I can actually run, that I can actually beat my limit. Of course with a wise preparation, I don’t just go throw myself to run 5K (I might die) but I try to run regularly at the gym on the treadmill to begin with. It’s super hard and very inconvenient but hey, I need to prove that I can. It’s a goal that I set to also help me with the other goal. If this one works then I would set for another one and another one in larger scale.

Why am I sharing you these stories?

It comes to the title of this post “Jumping Over The Fence” – A fence is often used to limit something. Either to limit the person inside from going outside or from the person outside from going inside. Point is, a fence is a limit that surround something, usually a house or a building, but for this post let’s put it a house. A house is a representative of our comfort, our safe haven.

A fence can be illustrated as a limit, something that keeps us from going out of our comfort. Either it be our own fear of what’s on the other side of the fence or the limitation that other people put so that we won’t go outside the fence.

It’s pretty much like us. We tend to love our comfort zone, our “house” and when we want to step out of our comfort zone we are faced with the fence in form of two things 1) our own fear 2) what other people say / do that prevents us from going out of the comfort zone.

We would never know what it feels like or what is there on the other side if we never get over the fence. Our fear of the unknown might keep us from getting over the fence, what other people say about us and our dreams might keep us from getting over the fence. In that case, we need the courage to jump over the fence. It might take an effort to pull our body up over the fence, not to mention if the fence has sharp points, we might even get hurt. But, all those efforts and pains would be paid of once we get over the fence and see what’s on the other side.

I can’t guarantee that what you see would always be beautiful, in the past, some of my best attempts also fail miserably but it gave me a certain kind of proud feeling that I have the courage to do it anyway regardless of the result. Besides, it’s better to die trying that do nothing at all and keep wondering what if.