Sunday, September 30, 2012

A Love That Lasts Forever.

For me, 
this is the kind of love that will last forever :)
*snuggling inside God's arms*


What Went Wrong?

As I stand among the ruins of the ancient
I wonder, what went wrong?
What went wrong that the glorious banner that once stand proud
Now shattered and left lifelessly 
I shout through the empty hall of the kings
And find the echoes shouting back at me
I wonder what went wrong?
What went wrong that the wisdom from the heaven is fading away
Nothing is left, nothing is ever heard anymore

The moon shines brightly in the cold of night
Its light peeking through the windows, making the hollow sight
Of something that once was there but now gone
The trust, the honor, the loyalty, the integrity
The knights that once kneeled before the kings
Are now nothing but a memory of the past
And I wonder, what went wrong?
What went wrong that the songs of the cheerful maidens 
Now have turned into grieving and lamentations

I was there on the glorious days
I was there when light shone down the land
I was there when the cattles were herd on the green fields
I was there when the children laughing, playing, dancing
I was there when the women came back washing from the river
I was there when the men built their homes
I was there when the brave of the bravest walked the hall of kings

And I wonder now, what went wrong?
What went wrong, that ages of men falling 
When kindness is hard to be found, when love is hard to be given
When a humble heart is nothing but a tale
When coldness is what we see inside the walking ghosts of the present
No life, nothing
Nothing but a fading sound
Of the forgotten glory of the past
And I still wonder, what went wrong?

Saturday, September 29, 2012

All We Need Is L.O.V.E.


With the grand opening by one of the greatest hits from The Beatles : All You Need Is Love, I'm writing this post :)

Kenapa saya memilih lagu ini? Karena apa yang kita butuhkan sebagai seorang manusia adalah cinta dan kasih sayang. Jiaaaaaahhh...okay yang tadi itu sedikit lebay tapi fakta :D

Semalam saya sempat menonton acara Kick Andy Show di Metro TV (bukan iklan dan bukan blog berbayar :p), acara semalam membahas mengenai para pengidap gangguan kejiwaan yang disebut skizofrenia. Skizofrenia adalah gangguan kejiwaan dimana pengidapnya memiliki gejala seperti halusinasi (umumnya mendengar suara-suara), delusional, kemampuan berpikir dan berbicara yang tidak terorganisir, gangguan emosional, paranoia, kesulitan untuk memberikan respon normal terhadap suatu kondisi dan kecenderungan untuk mengisolasi diri dari lingkungan. Umumnya, pengidap skizofrenia mengalami kondisi lain seperti depresi akut, rasa cemas yang berlebihan yang dapat diakibatkan oleh permasalahan sosial seperti kehilangan pekerjaan, keputusasaan terhadap suatu kondisi, dsb. (referensi: wikipedia.com).

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh para ahli di acara Kick Andy Show semalam, satu hal yang mungkin terdengar klise tapi berdampak adalah: para pengidap skizofrenia membutuhkan orang-orang untuk mendampingi mereka dengan kesabaran, cinta dan kasih sayang yang membantu mereka untuk mandiri dan mampu kembali menjadi bagian di dalam masyarakat.

Hal yang paling menyedihkan bagi saya adalah ketika para pengidap skizofrenia ditanya mengenai perlakuan apakah yang paling menyakitkan yang pernah mereka terima, jawabannya adalah ejekan dan penolakan dari masyarakat. Diejek gila, ditertawakan dan diperlakukan secara tidak baik karena mereka dinilai berbeda.

Beberapa saat lalu, Kick Andy mengundang Pak Eng, seorang pengidap penyakit kulit dimana di tubuhnya terdapat banyak semacam daging tumbuh (mirip manusia akar yang sempat muncul di tv beberapa waktu silam, namun bukan kutil) sehingga wajah dan kondisinya mungkin tidak tampak sebersih orang-orang lain. Masalah yang dihadapi oleh Pak Eng pun kurang lebih sama yaitu penolakan dari lingkungan, sampai beliau tidak dapat melakukan pekerjaan apapun karena tidak ada yang mau menerimanya, bahkan menjual koran pun tidak bisa dia lakukan karena para calon pembeli takut melihat wajah dan penampilannya.

Saat itu Pak Eng tampil dengan didampingi oleh Zack Petersen, yang bekerja sebagai Head of CSR di Jakarta Globe. Saya sempat mention Zack di twitter yang kemudian di-reply olehnya dan pada reply itu Zack mengatakan harapannya bahwa semoga semua orang yang melihat acara Kick Andy mengenai Pak Eng belajar untuk menilai seseorang tidak hanya sekedar dari penampilannya atau apa yang terlihat oleh mata.

Seringkali tanpa kita sadari kita cenderung untuk menghindari dan bahkan menolak orang-orang yang berbeda dari kita, ketakutan umum manusia terhadap hal-hal yang mereka tidak mampu mereka mengerti dan pahami merupakan pemicu dari tindakan ini. Kebingungan kita terhadap hal-hal yang tidak kita pahami cenderung membuat kita memberikan reaksi yang ekstrim, alih-alih kita mencoba untuk duduk, diam dan memahami, kita cenderung menolak, membenci atau memberikan reaksi keras lainnya. 

Saya pernah menuliskan di twitter mengenai pengidap HIV positif dan betapa efek dari virus itu akan menggerogoti daya tahan tubuh seseorang, saya menulis bahwa kita secara umum adalah ancaman bagi mereka, dibandingkan mereka ke kita, mengapa? karena daya tahan tubuh mereka yang lemah, contohnya: jika kita flu, bagi kita yang sehat, virus flu tidak akan membunuh kita, namun bagi pengidap HIV positif, virus flu dapa meningkatkan risiko kematian bagi mereka karena daya tahan tubuh mereka lebih lemah dari kita, dan dalam kondisi tersebut, apabila kita terkena flu dan berdekatan dengan mereka maka kitalah yang menjadi ancaman bagi mereka. Beberapa saat kemudian ada seorang teman yang membalas dan mengatakan suatu hal yang sangat "jahat" menurut saya. Dia mengatakan bahwa kalau begitu setiap kali dia bersin maka setiap satu orang pengidap HIV positif bisa mati dan dia mengatakan bahwa kalau begitu dia bersin-bersin aja sekalian biar mereka semua mati. 

Saya tidak tahu ngga tau apakah dia cuma bercanda atau hanya sekedar sinis, tapi buat saya itu sesuatu yang menunjukkan bagaimana cara pandang dia terhadap pengidap HIV positif. Karena sebal saya harus menahan diri untuk tidak menyumpahi dia supaya dia mengalami hal yang sama dengan rekan-rekan yang mengidap HIV positif supaya dia mengerti rasanya hidup dalam kondisi seperti itu. Memang sebagian besar pengidap HIV positif memiliki pola hidup yang salah di masa lalu sehingga mereka mengidap virus tersebut namun ada juga pengidap HIV positif yang terjangkit karena hal-hal lain yang bukan merupakan perbuatan mereka, tapi tetap, mereka masih manusia.

Pengidap penyakit apapun, gangguan kejiwaan apapun atau berada kondisi apapun yang bertentangan dengan kondisi yang pada umumnya dianggap "normal" tidak lantas menjadikan seseorang "kurang manusia" atau menurunkan nilai seseorang sebagai seorang manusia. Banyak orang berada di sebuah kondisi yang dianggap tidak normal dan dia bahkan tidak meminta berada di kondisi tersebut, bayangkan beratnya kehidupan mereka tanpa harus menanggung ejekan, kucilan dan penolakan dari orang lain. 

Satu fenomena lain yang menarik saya temui di twitter akhir-akhir ini, fenomena yang disebut #terjajang. Hastag #terjajang ini muncul ketika sebuah akun yang "dinilai" alay dengan penggunaan kata yang sulit dipahami mendadak menjadi sebuah tren di twitter. Jajang sendiri, sebagai pemilik akun tidak dapat memahami apa yang terjadi sementara dia "dipermainkan" oleh penghuni twitter yang lain, hanya karena dia berbeda. Hal itu membuat saya bertanya-tanya, apakah kadar kekerenan seseorang akan meningkat drastis apabila dia bisa mengejek atau mengecilkan orang yang mungkin tidak seperti dirinya? Mungkin buat lucu-lucuan, mungkin buat bahan tertawaan, tapi pernahkah kita bertanya kepada yang bersangkutan apakah yang bersangkutan senang dijadikan bahwa tertawaan dan lucu-lucuan? Dan jika kita di posisi yang bersangkutan, apakah kita juga akan senang dan lantas juga akan tertawa? - jika dilihat dari tulisan-tulisan di twitter, you can obviously see that Jajang is just an angry young man that is very confused, doesn't anyone ever question what makes him tweeted such angry statements using angry words?

Para pengidap gangguan kejiwaan dan pengidap penyakit berat lainnya, umumnya membutuhkan dukungan dan kasih dari orang-orang terdekatnya. Mereka yang rela mendampingi dan bersabar untuk terus mendukung dan terus memberikan kasih sayang dan pengertian. Kesembuhan bukan sesuatu yang mustahil apabila mereka terus didukung oleh orang-orang yang memberikan mereka semangat dan kasih sayang yang tulus. 

Saya sempat berbicara dengan salah seorang teman yang mengidap penyakit Psoriasis, yaitu penyakit gangguan kekebalan tubuh yang memiliki efek pada kulit, dimana penyakit tersebut dapat dengan mudah kumat apabila penderitanya berada dalam lingkungan yang membuat dia stress dan tertekan dan dari beberapa cerita rekan-rekan yang juga mengidap penyakit Psoriasis mereka juga mengalami penolakan dari masyarakat dan hal itu akan semakin memicu tingkat stress dan memperburuk kondisi mereka.

Ada sebuah istilah yang bilang what we don't know won't hurt us tapi saya bilang, what we don't know might make us hurt other people.

Saya pernah mengalami depresi, entah bisa dibilang akut atau tidak, tapi hal itu sempat membuat saya menjadi seorang cutter, orang yang memiliki kecenderungan menyakiti diri sendiri. Saya bergaul akrab dengan yang namanya cutter dan jika saya merasa depresi, saya cenderung menyakiti diri saya sendiri dengan melukai diri saya menggunakan cutter. Apa yang membuat saya bertahan dan akhirnya keluar dari situasi itu? Seorang sahabat baik saya yang perduli pada saya, yang rela mendengarkan saya berkeluh kesah selama berjam-jam dan selalu mendukung saya bahkan sempat menyita cutter saya :) - selain semacam kesadaran spiritual yang saya alami selama masa itu yang membawa saya mendekat pada Tuhan, sahabat saya lah yang termasuk berjasa untuk "menyelamatkan" saya. ITULAH sebabnya saya bisa bilang bahwa, dukungan, kasih sayang dan perhatian mampu menyelamatkan dan menyembuhkan banyak orang. 

Saya nggak lantas bilang bahwa kita semua harus menjadi lembaga sosial tapi setidaknya sebelum kita menghakimi, menolak dan memberikan label pada orang lain ada baiknya kita berhenti sejenak dan mencoba memahami mereka. Beberapa orang mungkin terlihat berbeda dan dalam kondisi yang juga berbeda dari kita namun hey! mereka masih sama-sama manusia yang bernafas dan memiliki perasaan sama seperti kita :) - Jika seandainya saja, kita mau berhenti sejenak dan mengambil waktu untuk menempatkan diri kita di sepatu orang lain (tapi jangan sampe diambil sepatunya, ntar disangkain maling *ehh* :p)

Perbedaan dalam bentuk apapun seharusnya kita syukuri sebagai anugerah bukan hal yang lantas membuat kita membenci, mencurigai atau menolak satu sama lain. Termasuk di dalamnya perbedaan kepercayaan, perbedaan ras bahkan perbedaan dalam memilih orientasi seksual. Saya secara pribadi tidak setuju dengan gaya hidup gay dan lesbian, tapi bukan berarti saya lantas membenci mereka, mengejek atau menghakimi mereka hanya karena orientasi seksual mereka. It is not my rights to do that dan menurut saya mereka juga tidak layak untuk dijauhi dan dibenci hanya karena orientasi seksual mereka karena mereka juga manusia, punya perasaan, punya hati. Jika kita bisa hidup saling memahami dan mengurangi sedikit saja ego kita untuk mau duduk dan mendengarkan cerita dari orang-orang yang mungkin kita nilai berbeda dari kita, mungkin justru hidup kita yang akan semakin diperkaya, diperkaya dengan empati, dengan kasih dan dengan rasa bersyukur bahwa kita masih bisa dipakai untuk menolong dan mendukung mereka. 

Saya percaya bahwa Tuhan dari agama dan kepercayaan manapun membawa satu pesan yang sama yaitu KASIH terhadap sesama dan jika ada pengikutNya yang melakukan hal yang bertentangan maka dapat dipastikan bahwa pesanNya tidak tersampaikan dengan baik sampai ke hati :). Saya percaya Tuhan mempercayai kita untuk menjadi agenNya di dunia ini, sehingga ketika kita bersedia membuka diri kita maka Dia akan memakai kita untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain. 


Untuk menutup post ini ijinkan saya mengutip Bunda Teresa yang mengatakan, "if you judge people, you have no time to love them." - so, lower down our guard for a moment and start loving :)




Thursday, September 27, 2012

monyet dan pisang.

ada sebuah penelitian menarik yang dibuat oleh beberapa ilmuwan melibatkan 4 ekor monyet dan setandan pisang. 4 ekor monyet tersebut dimasukkan ke dalam sebuah ruangan dan di dalam ruangan tersebut terdapat semacam tiang, di atas tiang itu digantungkan setandan pisang dan di atas pisang tersebut digantungkan sebuah ember berisi air dingin.

monyet pertama melihat ada pisang di atas sana, lalu segera naik ke atas tiang untuk mengambil pisang tersebut dan begitu dia hampir sampai, ember berisi air dingin pun dijatuhkan dan si monyet yang kaget sontak lari turun. monyet kedua mengamati kejadian itu lalu mencoba untuk naik ke atas tiang dan mencoba hal yang sama dan kembali mengalami hal yang sama dengan monyet satu. monyet dua pun kaget karena terguyur air dingin dan segera lari turun. 

ketika monyet ketiga ingin mencobanya, monyet pertama dan kedua segera menarik si monyet ketiga seakan-akan mereka ingin memberi tahu si monyet ketiga bahwa dia hanya akan mengalami nasib yang sama dengan mereka berdua. alhasil, keempat monyet tadi hanya bisa diam memandangi pisang itu dari bawah, takut untuk naik dan mencoba lagi.

para ilmuwan kemudian mengeluarkan satu monyet dari ruangan itu dan menggantinya dengan monyet yang baru. monyet yang baru karena tidak memiliki pengalaman buruk sebelumnya, tentunya semangat melihat pisang yang tergantung dan segera ingin mengambilnya. tapi apa yang terjadi? ketiga monyet yang sudah berada di dalam ruangan itu sebelumnya segera menarik monyet tersebut agar tidak naik ke atas. akhirnya monyet yang baru masuk itu pun tidak berani naik ke atas tiang untuk mengambil pisang yang digantung disana. 

para ilmuwan kemudia mengganti salah satu monyet lama dengan satu monyet baru. sehingga sekarang ada dua monyet lama dan dua monyet baru di dalam ruangan. kejadian yang sama berulang lagi, monyet baru yang mencoba naik ke tiang ditarik oleh ketiga monyet lainnya termasuk sesama monyet baru yang telah lebih dulu masuk padahal monyet tersebut tidak mengalami hal yang sama seperti yang dialami oleh monyet-monyet yang lama. 

pada akhirnya, para ilmuwan mengganti semua monyet lama dengan monyet yang baru dan didapati kesimpulan bahwa meskipun monyet yang baru belum pernah mengalami hal yang sama dengan monyet yang lama, namun karena mereka selalu ditarik oleh monyet yang lama setiap kali ingin menaiki tiang, maka monyet yang baru semuanya memiliki sikap yang sama, mereka tidak berani menaiki tiang padahal, ember yang tergantung di ujung tiang saat ini tidak lagi diisi oleh air dingin. 

ilustrasi berdasarkan tes nyata ini disampaikan oleh Ps. Jeffrey (gembala di gereja saya) pada kotbahnya minggu lalu. I'm not going to write down all his sermon but...this is an interesting thing to know. 

tidak bermaksud menyamakan diri kita dengan monyet tapi seringkali kita bersikap seperti monyet-monyet itu, kita takut untuk mencoba sesuatu yang baru hanya karena kita dipengaruhi oleh orang-orang lain yang mungkin kita anggap lebih senior dari kita atau lebih tau dari kita yang mungkin memiliki kegagalan di hal yang sama di masa lalu. Masalahnya, kegagalan mereka di masa lalu bukan berarti kegagalan bagi kita juga di masa kini. Kenapa? karena waktunya berbeda. Waktu mereka dengan waktu kita berbeda, di masa lalu mungkin masih ada keterbatasan yang mereka alami sehingga hal itu tidak bisa terwujud, namun di masa kita belum tentu keterbasan yang mereka alami itu menjadi masalah bagi kita. 

sekarang permasalahannya adalah, apakah kita memiliki keberanian untuk menjalani apa yang kita mimpikan dan kita ingin lakukan meskipun banyak orang yang mengatakan bahwa apa yang kita akan lakukan itu konyol atau tidak akan mungkin berhasil seperti pengalaman mereka? saya tidak lantas mengatakan untuk tidak menghormati atau mendengarkan orang yang lebih senior dari kita namun biarlah kegagalan mereka di masa lalu menjadi pembelajaran kita di masa depan, sehingga melalui pembelajaran tersebut kita mampu mencapai sesuatu yang mungkin mereka tidak pernah capai sebelumnya.

jangan pernah menyerah sebelum kita mencoba dan percayalah bahwa, masih ada pisang tergantung di tiang itu dan kita masih dapat mengambilnya. NGUK! :)

Wednesday, September 26, 2012

love actually.


"Whenever I get gloomy with the state of the world, I think about the arrivals gate at Heathrow Airport. General opinion's starting to make out that we live in a world of hatred and greed, but I don't see that. It seems to me that love is everywhere. Often, it's not particularly dignified or newsworthy, but it's always there - fathers and sons, mothers and daughters, husbands and wives, boyfriends, girlfriends, old friends. When the planes hit the Twin Towers, as far as I know, none of the phone calls from the people on board were messages of hate or revenge - they were all messages of love. If you look for it, I've got a sneaking suspicion... love actually is all around."

-love actually- 

Monday, September 24, 2012

Bermimpilah, Selama Mimpi Masih Gratis :)

"Dream, Believe and Make It Happen" - Agnes Monica.

Kapan terakhir kali kita bermimpi? bukan, bukan mimpi sebagai bunga tidur dan tentunya juga bukan mimpi basah (karena lagi mimpi enak-enak eh disirem air sama emak biar bangun, basahhh deh :D).

Saya punya banyak mimpi yang kadang-kadang bikin saya cemas, takut otak saya mendadak hang karena dipenuhi banyak hal-hal gila yang kadang bikin gatel-gatel ga sabar buat dieksekusi. Saya orang yang percaya bahwa mimpi bisa jadi kenyataan, selama kita memang punya niat untuk membuatnya nyata dan ngga ragu untuk 'membayar harga'nya.

Mimpi itu gratis, tapi mewujudkannya perlu 'harga' -- 'harga' dalam bentuk waktu, energi bahkan materi. 'harga' dimana kadang-kadang kita harus menerima kata-kata negatif dari orang lain bahkan mungkin ejekan dan celaan karena mimpi kita dinilai terlalu besar, terlalu muluk, terlalu mustahil. Dan, seberapa besar kita rela membayar 'harga', sebesar itu pulalah mimpi kita memiliki kemungkinan untuk terwujud. 

Saya dulu pernah punya mimpi traveling kesana kemari pakai duit sendiri, sekarang itu sudah mulai terwujud. Saya sampai di tempat-tempat yang mungkin tidak pernah saya sangka sebelumnya dengan uang saya sendiri. Mimpi saya terwujud, tapi bukan berarti tanpa 'harga', saya menabung dengan keras, memutar otak untuk me-manage keuangan saya. Menahan diri saya untuk tidak membeli ini dan itu. Hasilnya: Saya sampai juga ke Indonesia Timur! :D

Saya pernah punya mimpi, ingin tulisan saya dibukukan, maka saya banyak membaca, menulis, mengarang, ngetwit sana sini (sembari curcol :p), bikin notes di facebook (yang sebagian besar galau), bikin blog dan memberanikan diri masukin tulisan ke salah satu project buku dan hasilnya, tulisan saya masuk dan dicetak di dalam buku tersebut. Meski tidak dibayar karena untuk charity namun hey! mimpi saya selangkah lebih dekat.

Saya pernah punya mimpi, mendesain sesuatu dan membuat desain saya dikenal orang banyak, maka saya ambil design course, latihan sketching, sampai suatu waktu saya berkenalan dengan seorang teman yang kemudian menuntun saya pada satu kesempatan dimana saya dipercaya membuat desain reusable bag untuk sebuah event dimana reusable bag itu kemudian dibagikan kepada para peserta dan membuka kesempatan desain saya dikenal oleh banyak orang. Lagi, saya tidak dibayar, tapi saya senang karena HEY! mimpi saya selangkah lebih dekat :D - terakhir saya membantu mendesain backdrop sebuah event di kantor, meskipun terjadi sedikit silang pendapat dan kejadian-kejadian yang sempet bikin saya drop tapi saya tetap bersyukur untuk pelajaran yang saya dapat dan kesempatan yang diberikan. it means, i'm growing stronger and more mature in my dream.

Sejak remaja saya punya mimpi, bahwa di suatu saat saya akan berdiri di antara orang-orang dari berbagai bangsa, memuji dan menyembah Tuhan dan melakukan pekerjaan-pekerjaan baik bersama-sama untuk memberkati orang-orang yang kami temui serta membangun komunitas yang membutuhkan. Saya ngga tau caranya gimana itu bisa terwujud jadi saya melakukan apa yang saya bisa lakukan untuk mempersiapkan diri saya jika hari itu datang, makanya saya getol banget belajar bahasa inggris, baca buku bahasa inggris, latihan percakapan dalam bahasa inggris sama diri sendiri, mencoba niru-niru aksen di film, sok gaya deh pokoknya :D. Dan mimpi saya ini terwujud di tahun 2008, ketika Youth With A Mission, sebuah organisasi misi internasional yang isinya anak-anak muda dari berbagai bangsa datang ke Jakarta dengan proyek Megacities dan saya kemudian terlibat di dalamnya (dengan cara ajaib yang bakal panjang banget kalau diceritakan disini :D).

dari apa yang sudah saya alami saya percaya bahwa DREAMS DO COME TRUE even the ones that you might think as impossible if you only believe that it will happen and prepare yourself to make it happen in your life. 

Saya masih punya segudang mimpi lainnya, saya masih punya mimpi untuk menemukan pekerjaan yang sesuai dengan passion saya, saya masih punya mimpi untuk mewujudkan 2 proyek sosial yang saya nilai cukup besar dan cukup gila (something that involves film-making and photography), saya masih punya mimpi suatu hari nanti bisa membangun sekolah untuk anak-anak di pedalaman Indonesia, saya masih punya mimpi untuk akhirnya menemukan partner hidup yang sama 'gila'nya sama saya, yang bisa sama-sama mengerjakan banyak hal bareng-bareng dan tentunya ya bisa jadi bapak yang baik buat anak-anak saya *teteup ya* :D, dan banyak hal lainnya.

Saya percaya kita semua ditakdirkan untuk memiliki hidup yang luar biasa, kita memiliki potensi untuk mengubah dunia, only most of us don't realise it. We tend to choose to be ordinary and believe that we are THAT ordinary when hey! YOUR LIFE NOW IS NOT THE BEST YOU CAN GET, there are more greater things in store. DON'T STOP LOOKING AND DON'T GIVE UP!

Beberapa berhenti bermimpi ketika terjebak dalam rutinitas, beberapa berhenti bermimpi ketika mulai berkeluarga, beberapa berhenti bermimpi ketika mereka seperti tidak melihat bahwa mimpi mereka bisa menjadi nyata. HEY! jangan menyerah karena saya percaya bahwa ketika kita bermimpi, kita percaya dan kita bertindak maka semesta akan berkonspirasi untuk mewujudkan mimpi kita itu. Saya percaya Tuhan dan saya percaya Tuhan punya caraNya sendiri untuk membantu kita mewujudkan mimpi kita, ketika kita tidak memiliki resource atau network yang tepat untuk mewujudkan mimpi kita namun kita tidak menyerah untuk melakukan yang terbaik maka percayalah Tuhan punya unlimited resources and networks. Dia mampu menyediakan apa yang kita butuhkan dan bahkan mengatur pertemuan kita dengan orang-orang yang tepat di saat yang tepat. 

Everything works for good and it's good indeed. 

Setialah pada perkara-perkara kecil yang dipercayakan pada kita karena suatu saat nanti hal itu akan membawa kita pada hal-hal yang lebih besar lagi. Jangan perhitungan dalam melakukan sesuatu tetapi lakukanlah segalanya dengan ikhlas dan sukacita, percayalah bahwa tidak ada jerih payah yang akan sia-sia.

SELAMAT BERMIMPI, PERCAYA DAN MEWUJUDKANNYA! :)

Wednesday, September 12, 2012

Perjalanan Ke Banda Naira di timur Indonesia (Bag.1)

Semenjak pertengahan tahun ini, tepatnya sejak bulan Mei 2012, setelah mendapatkan “racun” itinerary trip dari Dive Indonesia (sebuah dive trip arranger yang juga udah meluluskan gue sebagai seorang open water diver, ehem), gue dan seorang teman, Mas Arip, memutuskan untuk nekat ikut dive trip ke Banda Naira.

Bisa dibilang trip ke Banda Naira ini adalah “my highlight trip of the year” – “highlight gue adalah trip yang durasinya paling panjang dan umumnya, paling costly selama sepanjang tahun. Setelah di tahun-tahun sebelumnya“highlight trip” gue mendamparkan diri di negeri orang, kali gue mendamparkan diri di negeri sendiri, tepatnya di timur Indonesia.

Gue sering banget baca dan denger pengalaman para traveler baik lokal maupun internasional yang bilang bahwa Indonesia Timur adalah tempat yang cantiknya ngga nahanin. Setelah memantapkan hati dan menyiapkan dompet tentunya, dengan perasaan penasaran akan Indonesia Timur dan tentunya semangat karena di-iming-imingi dengan tambahan 10 dive log selama di Banda Naira, akhirnya gue memutuskan untuk bener-bener berangkat.

Plan dive trip ke Banda Naira ini dimulai dari tanggal 23 Agustus 2012 sampai dengan 29 Agustus 2012. Menuju Banda Naira dari Jakarta, harus naik pesawat ke Ambon baru deh dari Ambon lanjut ke Banda Naira dengan pesawat perintis.  Selama di Banda Naira, kita dapet schedule diving 10 kali, which means 3 sampai 4 kali diving per hari. Seru kan? Pastinyaaaa...

Setelah booking cuti sampai 5 hari setelah cuti bersama lebaran siap lah gue menjalani petualangan baru ini. Banda Naira, HERE I COME! 

Gue dan Priska dari Dive Indonesia (sekaligus teman yang "meracuni" gue untuk diving :D) tiba di bandara Soekarno-Hatta sekitar jam 5 pagi, karena flight kita berangkat sekitar jam 06.15. Sampe di bandara, kita langsung bersua dengan Mas Arip yang juga bakal berangkat bareng ke Ambon dengan flight yang sama dengan kita. 

Check-in, masukin barang ke bagasi, bayar airport tax...all checklist done! saatnya menuju ke boarding room sampai waktu terbang tiba. Gue itu bukan morning person, jadi...bangun subuh-subuh itu adalah hal paling terakhir yang akan gue lakukan karena mood gue bisa cranky banget kalo kurang tidur, hehehe. KECUALI kalo pas nge-trip, baru deh gue rela bangun pagi. Dan satu-satunya cara yang biasa gue lakukan untuk menebus jam tidur yang hilang adalah TIDUR di pesawat selama di perjalanan, itulah yang gue lakukan selama 5 jam perjalanan dari Jakarta menuju Ambon. Satu jam Jakarta - Surabaya dan empat jam Surabaya - Ambon.

Untuk flight menuju Ambon sendiri, setau gue hanya ada dua flight per harinya apapun maskapainya dan umumnya, pake transit dulu. Flight yang gue pakai kali ini adalah Batavia Air,transit di Surabaya. Perlu gue jelaskan juga, harga flight itu mudah berubah-ubah dan kadang selisihnya bisa lumayan banget antara satu maskapai dengan maskapai yang lain. Seriusan deh. Ini yang terjadi sama gue juga.

Waktu gue ngecek harga tiket untuk ke Ambon di bulan Juli, harga tiket paling murah adalah Batavia Air dengan flight jam 6 pagi dan beberapa hari sebelum gue berangkat, harga tiket paling murah dari Batavia Air adalah flight jam 4 pagi dan malah ada maskapai lain dengan jam flight yang sama dan selisih harga sekitar seratus ribu lebih. *glek* -- memang maskapai-maskapai ini lagi pada labil semuaaaa! Hiks! Jadi, mendingan make sure berkali-kali deh sebelum bener-bener mesen tiket.

Gue, Priska dan Mas Arip tiba di Bandara Pattimura, Ambon sekitar jam satu siang dengan selisih waktu dua jam antara Jakarta dengan Ambon. Di bandara, kita ketemu sama sisa rombongan ke Banda Naira alias Team Banda, yaitu Mas Boy dan Didi, mereka berdua tiba lebih dulu dengan menggunakan maskapai yang berbeda. Setelah makan siang di restoran yang ada di bandara, kita langsung mencari transit hotel terdekat untuk nge-drop barang-barang sebelum lanjut menjelajahi Ambon Manise.

Kenapa kok menjelajah Ambon Manise? Kapan ke Banda-nya?

Sabar, sabar sodara-sodara sekalian. Jadi, pesawat untuk ke Banda Naira hanya ada 3 kali per minggunya yaitu di hari Rabu, Kamis dan Jumat dengan satu kali penerbangan per harinya dan umumnya di pagi hari. Mengingat kondisi itulah, kami memutuskan untuk ke Ambon tanggal 23 Agustus (hari Selasa) dan mengambil flight ke Banda Naira tanggal 24 Agustus (hari Rabu). Jadi, kita punya waktu sehari untuk keliling-keliling Ambon bersama dengan Bp. Farouq, orang dari travel agent lokal yang menjadi pemandu kita sepanjang hari itu. *nyengir bahagia*


AKHIRNYA GUE NYAMPE JUGA DI AMBON, CUY!!!!! *joged-joged*


DESA WAAI

Desa Waai adalah tempat yang pertama kali kami kunjungi begitu sampai di Ambon. Desa Waai terkenal dengan atraksi belut raksasanya. Belut raksasa tersebut hidup di sebuah sungai yang terletak di tengah-tengah Desa Waai, untuk menarik belut tersebut keluar dari tempat persembunyiannya, sang kuncen (orang yang menjadi pawang untuk belut tersebut) akan memancing si belut dengan mengiming-imingi si belut tersebut dengan kuning telur ayam dan ternyata tidak hanya ada satu belut saja, namun ada beberapa ekor belut yang hidup di sungai itu, menurut kuncennya, ada belut yang makannya cuma lumut jadi jinak, sementara ada juga belut lain yang lebih galak karena makannya ikan. *entah bener entah ngga juga sih* Dan begitu muncul, eh busetttt...gede banget emang belutnya dan setelah dilihat-lihat bentuknya mirip banget sama Moray eel yang biasa ditemui di laut. Sepertinya memang mereka dari family yang sama.




Perjalanan ke Desa Waai memakan waktu sekitar satu setengah jam dari Bandara Pattimura dan letaknya agak tinggi. Dalam perjalanan ke Desa Waai, kita melewati Pantai Natsepa, salah satu pantai yang cukup terkenal di Ambon dan fix, itulah tujuan kita selanjutnya setelah Desa Waai. Sungai yang dihuni oleh belut raksasa Desa Waai itu, juga merupakan sumber kehidupan di Desa Waai, kita bisa melihat warga mencuci pakaian disana, ada juga yang mencuci bahan makanan dan bahkan anak-anak kecil setempat juga ikut main dan mandi di sungai itu. 




Air sungai yang menjadi habitat untuk belut-belut raksasa ini sangat jernih dan juga dihidupi oleh sejumlah ekor ikan mas yang berukuran besar, entah ikan mas ini memang sudah menjadi penghuni dari sungai tersebut sejak lama atau sengaja dipelihara, kami tidak sempat bertanya.






Untuk melihat belut raksasa ini tidak dipungut biaya, namun sebaiknya kita memberikan semacam “ucapan terima kasih” kepada pak kuncen seberapapun kita relanya.


PANTAI NATSEPA


Dalam perjalanan kembali dari Desa Waai kami mampir ke Pantai Natsepa. Pantai Natsepa merupakan obyek wisata pantai yang banyak dikunjungi oleh masyarakat di Ambon dan juga oleh wisatawan lokal yang berkunjung ke Ambon. Pantai Natsepa ini cukup terkenal dengan rujak buahnya, rujak dengan kuah kacang dan gula jawa yang disiramkan di atas buah-buahan potong segar. Sebenarnya sih sama aja dengan rujak yang biasa kita temui di Jakarta, hanya suasana pantai saja yang membuatnya berbeda (imho ya ). Harga tiket masuknya juga ngga gitu mahal sih, hanya Rp 2000,00 per orang. Sementara rujaknya sendiri harganya Rp 5000,00 per porsi




Setelah istirahat sejenak di Pantai Natsepa sambil mengambil beberapa foto dan menikmati rujak, kami lantas melanjutkan perjalanan menjelajah Ambon Manise.


GONG PERDAMAIAN, GEREJA KATEDRAL DAN PATUNG KRISTINA MARTHA TIAHAHU

Cuaca hari itu, sedikit mendung-mendung bahagia dan bener aja, begitu kami jalan menuju salah satu landmark yang terkenal di kota Ambon yaitu Gong Perdamaian, gerimis mulai turun. Pada saat kita sampai, puji Tuhannya, gerimis pun berhenti.




Gong Perdamaian di Ambon merupakan Gong ke-35 yang ada di dunia, Gong Perdamaian didirikan sebagai simbol harapan akan perdamaian terjadi di seluruh dunia dan tentunya bagi kota Ambon, Gong Perdamaian ini memiliki arti khusus mengenai perdamaian terkait kerusuhan yang sempat terjadi disana. Harga tiket masuk ke Taman Pelita, tempat Gong Perdamaian itu berada adalah sebesar Rp 5000,00 per orang. Di seberang Taman Pelita juga terdapat patung dari Pattimura atau Thomas Matulessy, pahlawan nasional dari Ambon (denger-denger sih doi, masih leluhurnya Joshua Matulessy alias Jflow yang ganteng, pintar dan jago nge-rap itu *ehh malah salah fokus* :p).

Setelah berada disana, tiba-tiba gerimis turun kembali dan semakin lama semakin deras. Alhasil kami semua berlari-lari panik kembali ke mobil sambil sibuk melindungi kamera masing-masing dari air hujan yang turun dengan hebohnya.

Melanjutkan perjalanan dari Gong Perdamaian, hujan deras yang sempat turun ternyata tidak lama dan Pak Farouq-pun lalu membawa kami ke salah satu bangunan yang terkenal di Ambon, yaitu Gereja Katedral St. Fransiskus Xaverius, Ambon. Gereja Katedral tersebut merupakan bangunan katedral megah yang dihiasi oleh patung-patung orang suci, rasul dan Yesus di bagian depannya.




Pada dinding yang terdapat di luar Gereja Katedral tersebut terdapat relief kisah dari St. Fransiskus Xaverius yang merupakan pelopor iman katolik di Ambon. St. Fransiskus Xaverius berasal dari Spanyol dan tiba di Ambon pada tahun 1546. Kemegahan dari Gereja Katedral ini sangat luar biasa indahnya, sayang sekali kami tidak berkesempatan untuk melihat bagian dalam dari Gereja ini.

Satu hal di Ambon yang menarik untuk ditemui adalah, banyaknya jumlah gereja yang kami temui di sepanjang jalan. Tentunya hal ini tidak terlalu aneh mengingat memang mayoritas masyarakat di Ambon beragama Nasrani atau Katolik. Cuman ya bok, ga setiap beberapa meter juga kaliii ada gereja cyinnn! :p

Lepas dari mengunjungi Gereja Katedral St. Fransiskus Xaverius, kami lanjut menuju landmark lain yang terkenal di Ambon. Patung Christina Martha Tiahahu. Satu-satunya pahlawan wanita yang gue hafal banget namanya, soalnya doi satu-satunya yang fotonya ngga berkonde hehehe :D




Patung Christina Martha Tiahahu ini terletak di atas perbukitan Karang Tengah. Patung tersebut terlihat gagah berdiri dengan sosok Christina menggenggam sebuah tombak dan menatap lurus ke arah kota Ambon. Dari patung itu, kita bisa melihat pemandangan kota Ambon yang indah menghadap laut dengan jelas.



Malamnya, kami makan malam di Restoran Ratu Gurih yang katanya enak banget, menu makanannya sih standar lah ya, seafood dan sayangnya pas kami tiba disana, hidangan seafoodnya udah banyak yang abis. Setelah makan malam, kami pun menyempatkan diri ke Ambon City Center, satu-satunya Mall yang ada di Pulau Ambon...JRENNGGG! dasar anak kota, ujung-ujungnya nge-mall juga tetep. Di Ambon City Center ini kami ngga sempat muter-muter sih karena emang waktu juga udah cukup malam dan kami cuma butuh ke Carrefournya aja, demi cari colokan (buat nge-charge gadget-gadget kami yang canggih tapi boros baterenya minta ampun) dan mencari ransum makanan kecil serta air mineral untuk bekal kami menginap semalam di Ambon. 

Tidak terasa waktu sudah cukup larut dan kami masih harus bangun pagi esoknya untuk terbang ke Banda Naira, sehingga setelah urusan kami selesai di Ambon City Center, kami bergegas pulang menuju hotel transit yang letaknya di dekat bandara. Perlu dicatat, jarak tempuh dari Bandara hingga ke Kota Ambon adalah sekitar satu jam. Yap, sejauh itu *senyum ngantuk*.

Begitu tiba di hotel transit, kami segera beberes, mandi dan siap untuk tidur nyenyak, karena besok pagi, perjalanan kami menuju Banda Naira akan dimulai. Sampai disini dulu cerita di Ambon, gue lanjut lagi ceritanya di post selanjutnya Perjalanan Ke Banda Naira di timur Indonesia (Bag. 2) - ngga mau kalah juga dong ama sinetron cyinnn, pake episode! ;)