Edukasi menurut saya adalah bagian penting dari sebuah usaha konservasi. Tidak bisa dipungkiri, pengetahuan yang kurang dari masyarakat akan sebuah issue akan membuat mereka tidak aware akan apa yang terjadi atau akan apa yang mereka perbuat.
Maraknya pemasaran produk yang terbuat dari daging hiu dan sirip hiu membuat miris sebagian besar dari kita yang sadar betul mengenai kelangkaan hewan ini, dampak dari konsumsi berkelanjutan atas daging / sirip hiu serta dampaknya terhadap ekosistem laut apabila hiu yang merupakan predator yang berada di posisi teratas dalam piramida makanan pada ekosistem laut punah. Masalahnya, tidak semua orang memiliki pemahaman dan bahwa tingkat pengetahuan yang sama atas issue ini.
Edukasi terhadap nelayan agar memperhatikan tangkapan mereka sama pentingnya dengan edukasi terhadap potential customer, seperti hukum ekonomi bilang, “supply tergantung pada demand” – jika tidak ada demand atau permintaan atas produk yang terbuat dari daging / sirip hiu, maka dengan sendirinya supply terhadap hal tersebut akan semakin berkurang dan akhirnya mungkin akan berhenti.
Membentuk kesadaran masyarakat itu bukan hal yang mudah, terlebih di era dimana masyarakat cenderung lebih cuek dan memikirkan keuntungan diri sendiri. Butuh waktu, butuh kesabaran dan pastinya butuh konsistensi untuk terus menyampaikan informasi mengenai pentingnya melindungi hiu dan hewan langka lainnya.
Pro kontra kemudian muncul apabila issue yang diangkat kemudian menjadi “kebutuhan perut”. Beberapa pelaku penjual produk daging / sirip hiu beralasan bahwa mereka melakukan hal tersebut karena terdesak oleh kebutuhan hidup. Ada yang sempat berkomentar dengan berkata, “Kalau memang tidak diperbolehkan, terus siapa yang mau menjamin kelangsungan hidup kami? Kalian bisa ngasih kami kerjaan lain?” – agak susah ya kalau urusannya sudah menyangkut perut. Solusinya adalah memberikan mereka pengetahuan dan keterampilan lain untuk memproduksi produk lain yang menggunakan bahwa baku ikan lain yang masih dapat dikonsumsi – kembali lagi, siapakah yang kemudian mau ambil bagian dalam proses ini? Tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan tentang Dos dan Don’ts namun juga keterampilan yang memadai kepada masyarakat agar mereka dapat memproduksi produk lain yang bisa menunjang kehidupan mereka. Dan kembali lagi kepada masalah demand dan supply, jika kita yang menjadi potential customer sadar betul akan issue ini, maka saya rasa tidak akan ada lagi demand yang akan menjadi pemicu adanya supply dari produk daging / sirip hiu.
Pemerintah sendiri seharusnya juga dapat mengambil bagian dalam menengahi issue yang sedang marak ini. Hukum dan peraturan yang jelas seharusnya menjadi bagian dari langkah yang diambil pemerintah, tidak hanya untuk melindungi hiu namun juga untuk melindungi warganya sendiri terutama karena konsumsi terhadap daging hiu berbahaya untuk tubuh manusia dan selain itu apabila hiu menjadi langka dan punah, maka keseimbangan ekosistem laut juga ikut terancam, hasilnya : tidak menutup kemungkinan nelayan akhirnya kehilangan mata pencaharian mereka.
Beberapa hari yang lalu saya sempat membaca berita yang cukup menyenangkan, pertama bahwa akhirnya pemerintah kabupaten Raja Ampat menetapkan perda untuk wilayah perlindungan hiu dan manta ray di Raja Ampat, kedua pihak Angkasa Pura melarang penjualan sirip hiu di Bandara Soekarno-Hatta. *yeaaay* - mengingat Indonesia disebut-sebut sebagai salah satu eksportir untuk produk sirip hiu terbesar di dunia, kabar ini cukup menggembirakan.
Kesadaran akan pentingnya menjaga kelangsungan hidup spesies tertentu atau menjaga alam
seharusnya menjadi milik semua kalangan, karena bagaimanapun di dunia ini, semua makhluk hidup dihubungkan dengan sebuah rantai tak terlihat dimana eksistensi satu dengan yang lainnya akan saling berpengaruh entah disadari atau tidak.
Dan saya percaya bahwa konsistensi dalam mengedukasi masyarakat mengenai issue save shark ini adalah merupakah salah satu kunci keberhasilan untuk usaha konservasi yang sedang bergulir dan diperjuangkan ini...so, let's help by spreading the right info about sharks and other endangered animals! ;D
FAKTANYA ADALAH...
- Jumlah serangan hiu yang terjadi pada manusia tidak lebih banyak dari jumlah banyaknya
hiu yang dikonsumsi oleh manusia, pertanyaan selanjutnya, who’s the beast then?
- Serangan hiu yang terjadi pada manusia sebagian besar terjadi pada Surfer yang umumnya
berenang di permukaan dan terlihat seperti anjing laut di mata hiu.
- Daging hiu mengandung kandungan mercury yang apabila dikonsumsi dalam jangka waktu
panjang akan mempengaruhi kesehatan manusia. Jadi, masih mau mengkonsumsi daging
hiu?
- 181 spesies hiu terancam punah, berdasarkan data dari WWF. hiks!
(post ini ditulis dalam keadaan setengah mengantuk sebagai hasil dari perenungan di toilet beberapa saat sebelumnya, jadi maafkan jika intinya agak sulit dicerna...*tarik selimut* *tidur*)
No comments:
Post a Comment