Hal kedua yang kita lakukan adalah, Wreck Dive di Tabularasa. Dulu pas terakhir ke Pramuka bareng Wika sama temen-temen dari Pemrov DKI, kita nyarissssss banget kesini, cuma ngga jadi -- jadi, excited banget pas tau kita mau ke Tabularasa (plus, gw belom pernah wreck diving :D). Dalam perjalanan kesana, Ko Ronald ngasih review singkat tentang wreck diving, all the Dos and Don'ts :) - Pas sampai, seudah semua pada siap di permukaan laut, kita nungguin anak-anak OW turun duluan, setelah semua oke, baru deh kita bareng Ko Ronald turun menuju Tabularasa di kedalaman 30 m (berdasarkan depth gauge) :D -- visibility selama dua hari kemarin bisa dibilang kacrut maksimal, jarak pandang paling jauh palingan sekitar 4 meteran. Pas celingukan ke kiri dan kanan...tiba-tiba JENG! JENG! tampaklah siluet kapal Tabularasa. Asli ya...penampakannya agak-agak mirip Ghost Ship gitu, didukung dengan visibility yang agak samar-samar gimanaaaa gitu, begitu mendekati kapal rasanya kayak diputerin backsound nada suara film horror *kiinggg-kiiingggg-kiiiiiiiiiingggg* *lantas nabrak speaker* -- Kita sempet diving melewati dek kapal, muterin tiangnya tapi ga sempet turun lebih jauh karena visibility-nya bener-bener surammmm. Banyak banget ikan disana dan pastinya bakal sangat menyenangkan kalau saja visibility-nya lebih oke... :| - however, it was still an exciting experience dan pastinya, pengen balik lagi ah kesanaaa...belom puas explorenya :D
Setelah dive kedua ini, kita kembali ke base di Pulau Pramuka. Sementara anak-anak OW udah bisa beberes, mandi dan istirahat. Kita yang ngambil sertifikasi AOW masih kudu nunggu hari agak sedikit gelap buat lanjut ke sesi diving selanjutnya, Night Dive. Sembari menunggu, kita nongkrong di tempat paling gaul di Pulau Pramuka alias tempat makan Indomie di depan Rumah Sakit Pulau Pramuka :D - seperti biasa, abis diving, perut agak suka brutal laparnya --- jadilah kita pada makan Indomie sambil ngobrol-ngobrol menunggu waktu. Sekitar jam 6-an, kita mulai siap-siap. Sebelum night dive, kembali lagi Ko Ronald ngasih briefing dan review singkat tentang night dive untuk mempersiapkan kita menghadapi night dive. Kebetulan gw dan mas Arip udah sempet ikutan night dive waktu di Banda *lirik mimin Dive Indonesia* :))) --- jadi pas harus night dive kita udah ngga terlalu deg-degan lagi.
Pas night dive, Otto dari Dive Indonesia, ikutan mendokumentasikan kegiatan kita selama diving. Berasa ada di program National Geographic gitu deh, nyelem sambil di-video'in *nyengir norak* -- padahal mah, yakin berantakan abis deh itu divingnya kalo diliat di hasil video-nya XD -- dan karena sedikit meleng, gw sempet nabrak Otto yang lagi ngambil gambar dari belakang (maaaapin yaaa...). Pas safety stop kita sempet melakukan hal yang seru, dimana untuk kebutuhan pembuatan video Earth Hour yang juga menunjukkan kepedulian diver terhadap pesan penghematan energi, kita kudu mematikan cahaya senter kita selama beberapa detik. Setelah menemukan tempat untuk berlutut yang asik, kita berbaris manis sambil was-was sama bulu babi yang agak brutal di sekeliling kita lalu menghadapkan senter ke dada masing-masing secara bersamaan untuk menutupi cahayanya (jadi seakan-akan matiin senter) sesuai cue yang dikasih sama Otto. Gelap untuk beberapa saat -- meskipun visibility masih tetep ngga oke, tapi seengganya hal itu udah menambah serunya night dive kali ini. Bayangin cuy, di bawah air, gelap-gelapaaaann...seru-tegang-dan mendebarkaaaaannnn.... XD
Kelar night dive, kita langsung disuguhi makan malam. Puas makan, kita beberes dan siap-siap duduk manis untuk briefing hal selanjutnya bersama Ko Ronald. Hal yang kita pelajari selanjutnya adalah Underwater Navigation. Disini kita belajar untuk memakai underwater compass -- *glek* -- setelah diajarin gimana caranya kita memakai kompas, kita disuruh praktek di darat secara bergantian. YES! Sukses deh makenya di darat...tinggal besok gimana di laut *nelen ludah*. Setelah semua berhasil make kompas di darat, Ko Ronald melanjutkan review dan plan untuk esok hari. Pertama-tama kita akan melakukan Deep Dive -- pada dasarnya semua dive dibawah 18 m udah bisa disebut deep dive, karena 18 m adalah batas penyelaman untuk OW, sementara untuk AOW kita boleh menyelam sampai kedalaman 40 m, dengan syarat, kita juga harus aware dengan hal-hal yang harus diperhatikan begitu kita diving memasuki angka 30 m ke bawah, yaitu nitrogen narcosis dan decompression sickness. Untuk memastikan apakah kita terkena nitrogen narcosis atau ngga, pas deep dive kita akan dikasih soal matematika sama Ko Ronald dan kita harus menjawabnya untuk melihat apakah kita masih bisa berpikir dan bereaksi dengan baik. Kata si koko, "Soalnya gampaaaang kok." -- ahh, baiklaaaaaah kalo begitu...*hati tenang* -- setelah briefing selesai, saatnya kita istirahat untuk bersiap-siap untuk diving di hari kedua.
Hari kedua dimulai dengan sarapan, persiapan dan segera lanjut melaut. Woohoo! :D - it's time for Deep Dive. Kita kembali diving dengan anak-anak OW, setelah mereka turun semua, kita lanjut diving ke ke tempat yang lebih dalam bareng sama Ko Ronald sementara mereka diving bareng sama Priska dan Otto dari Dive Indonesia. Sekitar 26 m, kita berhenti dan kneel down di pasir lalu....ko Ronald mengeluarkan soal matematikanya dan nyuruh masing-masing dari kita ngerjain soal secara bergantian. Pas giliran gw, gw cuma bengong...ANJRIT! ini soal...ngga segampang 1 + 1 atau 2 x 2...KO RONALD!!!! - nomor 1, hasil itungan gw entah kenapa berkoma-koma ria. Selebihnya...angkanya banyak bener kayaknya. *gigit pensil* *tapi ga bisa karena kehalang regulator* -- setelah mengerjakan soal matematika kita lanjut untuk sedikit berkeliling melihat sekitar dan ketika safety stop...terjadilah hal yang pernah terjadi di Banda, gw mendadak ascend dengan semena-mena, gw kaget, sementara Ko Ronald udah kasih sign untuk buang udara di BCD buat mencegah gw makin berjaya ke permukaan. YAK sodara-sodara...gw lupa ngecek sisa udara di dalam tangki yang ternyata udah sisa 50 bar, dimana seharusnya gw aware dan langsung adjust dengan kondisi itu. Mengingat, buoyancy pantat gw cukup positif ketika sisa udara makin sedikit, gw mudah banget tiba-tiba ascend dengan semena-mena. Seperti yang terjadi hari itu. JRENGGGG! setelah membuang udara dari BCD, buang nafas dan perlahan mencoba mengontrol buoyancy gw akhirnya gw kembali ke posisi yang seharusnya *huffft* *buang nafas* *lega* -- INGAT! sering-sering cek SPG-nya yaa...jangan sampai mengulang kesalahan yang sama dengan gw...*nangis di bahu koko instruktur* *ehh* - anyway, sampai akhir dive kita ngga tau apakah itung-itungan kita pas di bawah itu bener apa ngga, si koko ngga memberikan bocoran dan kita ngga tau apakah kita udah kena narcosis pada saat itu..atau apakah malah si koko yang kena narcosis...hmm, itu semua masih sebuah misteri *lantas ditoyor si koko pake pensil*
Abis deep dive, kita surface interval ke Pulau Semak Daun, maenan di pantai sambil ngemil snack, minumin Okky Jelly Drink yang merupakan minuman favorit selama trip kali ini *sebagai catatan ini bukan blog berbayar meskipun kalo ada yang mau nyumbang ngasih Okky Jelly Drink akan diterima dengan senang hati dan tangan terbuka* -- sambil surface interval, Mumun dan Priska terlibat percakapan seru mengenai "TIPS PIPIS PAS DIVING" *lirik Otto :)))*-- meskipun tampak sepele, tapi hal ini sangat penting saudara-saudara sekalian! karena bagaimana kita bisa pipis dengan tenang menentukan kelancaran dari aktivitas diving kita. Motto-nya adalah : PIPISLAH SELAGI BISA. Satu tips berharga dari Priska adalah : ketika kita pipis di wetsuit selagi diving, setelahnya kita ambil posisi terbalik (kepala di bawah, kaki di atas) lalu dengan bantuan regulator kita menyemprotkan udara ke dalam wetsuit kita sambil menggoyang-goyangkan kaki (apabila kita memakai booties). Itu akan membantu pipis kita melewati wetsuit dengan tenang tanpa meninggalkan bau setelahnya. SUNGGUH TIPS YANG SANGAT BERHARGA SEKALI. *terharu*
Setelah surface interval inilah saatnya menuju tahap selanjutnya, Underwater Navigation. Di tahap ini kita akan diving ke tempat yang agak tidak terlalu dalam untuk kemudian masing-masing akan belajar menggunakan kompas di bawah air dan harus menyelam dengan arah yang membentuk sebuah kotak. Ko Ronald akan mendampingi kita untuk membantu kita untuk kontrol buoyancy kita sementara kita konsen pada penggunaan kompas dan kita melakukannya secara bergantian. Agak sedikit deg-deg'an gimanaaaa gitu, cuma pas ngejalaninnya seru juga...hihihi, meskipun setiap kali harus berhenti ganti arah, gw lebih ke arah nyungsep daripada mendarat dengan anggun *sungkem sama si koko* -- tapi bagaimanapun SAYA BERHASIL MEMBUAT KOTAK! SAYA BERHASIL MENUNAIKAN MISI INI AYAH, IBU! *sujud sukur di pasir sambil joged-joged* *lantas dikeplak fin karena pasirnya melayang kemana-mana* -- setelah navigasi selesai, kita disusul oleh anak-anak OW yang selama ini sudah kita renggut instrukturnya, sehingga mereka harus puas ditemenin sama Priska dan Otto. Kali ini, mereka dipulangkan kembali ke rangkulan si Koko Instruktur, sementara kita diserah terimakan ke Priska dan Otto untuk selanjutnya berpetualang di sekitaran situ. Ngga lama, kita memutuskan untuk mengakhiri dive karena pasrah sama visibility yang masih aja suram. *meski lumayan sih sempet ketemu cleaner shrimp yang mungil dan transparan unyu gitu dan dipelototin sama clown fish* -- sembari menunggu anak-anak OW kelar diving, kita kembali ngobrol, ngabisin Okky Jelly Drink dan beristirahat sampai semuanya pada nongol ke permukaan dan selesailah diving hari itu.
Pas hari terakhir ini, gw ngerasa ngga enak badan. Selain mulai pilek, badan gw juga rasanya sumeng. Alhasil, ajakan Mas Arip untuk diving sekali lagi di dermaga-pun terpaksa gw tolak. Gw sempet tepar sejenak setelah makan siang dan mandi, karena badan gw bener-bener ngga enak rasanya. Sebenernya beberapa hari sebelum trip gw jg sempet ngerasa ngga enak badan dan tenggorokan rasanya kayak mau radang, tapi karena gw hajar dengan vitamin C terus rasanya cukup mendingan. Ternyata di hari kedua trip, beneran badan gw making sumeng. Tips lagi nih, kalau mau diving, usahakan badan dalam kondisi benar-benar fit, istirahat yang cukup khususnya kalo besoknya mau diving lagi, jangan sampai kecapekan, karena efeknya ngga banget. Hari seninnya, gw sukses demam dan ngga bangun seharian di rumah.
Setelah berjibaku dengan berbagai review dan pengalaman diving, resmilah sekarang saya sebagai seorang Advanced Open Water Diver...hal ini ditandai dengan gantinya foto pada kartu sertifikasi AOWD *ditoyor* X)) -- yang jelas sih, kelar semua yang harus dilalui...rasanya senang tapi juga serem karena dengan semakin tinggi level diving kita, maka tanggung jawab kita juga makin besar, kita dituntut untuk lebih paham dan lebih aware dengan keselamatan dan cara diving yang benar plus kita juga dituntut menjadi contoh penyelam yang baik. Ngga cuma sekedar teori tapi juga dalam berkelakuan yang baik dan sepantasnya sebagai seorang penyelam.
Seperti kata Mas Gita, seorang teman diver yang suka mencela tapi juga suka berbagi pengetahuan *ihik* -- diving memang olahraga yang menyenangkan, tapi perlu diingat, diving juga punya bahayanya. Oleh karena itulah, kita harus aware dengan keamanan selama diving dan ga cuma sama diri kita sendiri, kita juga harus saling memperhatikan teman diving kita dan memastikan bahwa mereka baik-baik saja. Intinya, diving itu ngga boleh egois, supaya sama-sama aman dan sama-sama nyaman :)